Menelusuri Rumah Keluarga Reynhard Sinaga di Depok
DEPOK - Reynhard Sinaga menghebohkan jagat dunia. Ia dinyatakan terbukti bersalah atas 159 dakwaan pemerkosaan sesama jenis. Warga Negara Indonesia ini dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchaster.
Tim VOI mencari tahu jejak keberadaannya di Indonesia. Kami mencari rumah orang tuanya, yakni Saibun Sinaga dan Normawaty, di Depok. Kediaman mereka ada di jalan Dahlia, RT 3 RW 11, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Tak begitu sulit untuk menemukan rumah ini, sebab kediamannya mencolok karena memiliki lahan yang luas, belakangan kami tahu ukurannya sekitar 3 hektare.
Dari jalan Dahlia, rumah bercat putih dengan kombinasi abu-abu tersebut terlihat megah. Pepohonan yang tersebar di sekeliling membuat rumah tersebut nampak teduh, meskipun suhu Depok siang ini mencapai 30 derajat celsius.
Penjaga rumah berlantai dua tersebut tak membiarkan pagar rumah bercat hitam dan kuning terbuka. Sempat ada kurir pengiriman barang yang menyambangi kediaman tersebut. Namun, sang penjaga hanya mengambil barang lewat sela-sela pagar.
Jika melihat ke sisi belakang rumahnya, terdapat gedung pertemuan yang menjadi salah satu usaha kedua orang tua Reynhard. Gedung ini disewakan untuk umum. Biasanya, gedung ini digunakan untuk acara pernikahan.
Kami tak bisa menemui anggota keluarga Sinaga di rumah ini. Kata salah satu penjaga, rumah ini sedang kosong. "Pak (Saibun) Sinaga dan keluarganya sedang liburan ke luar negeri," ucap penjaga yang tak ingin disebutkan namanya, Selasa, 7 Januari.
Sekitar 100 meter dari kediaman keluarga Saibun Sinaga, kami menemui Ketua RT setempat, Abraham Jonathans. Dia membenarkan rumah mewah tersebut merupakan tempat tinggal keluarga Saibun Sinaga. Namun, ia tak mengetahui siapa anak dari Saibun.
"Kalau yang ditanyakan Saibun Sinaga itu benar. Yang saya tahu, dia memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan. Dia (Saibun) sempat cerita ke saya bahwa anaknya itu ada yang sedang kuliah di Inggris, tapi cuma sebatas itu saja," tutur Abraham saat ditemui VOI.
Kata Abraham, Saibun menempati rumah di jalan Dahlia sudah sekitar 4 tahun. Selain itu, Saibun juga memiliki tanah lain di sekitar Depok, yakni di jalan Bungur dan di jalan Kartini.
"Orang kaya banget dia (Saibun Sinaga) itu," seru Abraham sambil bilang tak tahu pekerjaan Saibun Sinaga.
Baca juga:
Dia tak mengenal akrab dengan keluarga Sinaga ini. Sebab, Pertemuan Abraham dengan ayah dari Reynhard pun bisa dihitung jari.
Pertama, saat keluarga Sinaga baru pindah ke jalan Dahlia empat tahun lalu, kemudian saat Pemilu 2019 di TPS setempat, dan pada tiap perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
"Yang saya tahu, Pak (Saibun) Sinaga cukup berjiwa sosial. Tiap 17 Agustus dia mau menyumbang uang untuk kegiatan di RT kami," ujar Abraham.
Dengan segala keramaian pemberitaan di Indonesia maupun luar negeri, Abraham mengaku warga sekitar kediaman Reynhard tak begitu mempersoalkan. "Di sini warganya rumahnya besar-besar. Orangnya individual dan jarang mengobrol," ungkapnya.
Sebagai informasi, Reynhard dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris dalam 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, selama rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.
Berita ini menjadi kasus perkosaan terbesar sepanjang sejarah Inggris. "Reynhard Sinaga adalah pemerkosa paling produktif dalam sejarah Inggris," kata Deputi Jaksa North West Ian Rushton, seperti dikutip dari The Guardian.
Dalam persidangannya, Pengadilan Manchester menjatuhi hukuman seumur hidup terhadap Reynhard. Ia juga berdalih para korbannya ikut menikmati saat melakukan aksi bejatnya. Namun keterangan tersebut ditolak mentah-mentah oleh empat juri pengadilan di pengadilan Manchester, Inggris.
Terlebih aksi bejat Reynhard dilakukan di apartemennya. Di mana, ia biasa mencari korbannya yang sedang mengalami kesusahan seperti kehilangan kartu ATM, kehabisan baterai smartphone, atau sekadar butuh tempat menginap semalam.
Polisi menyebut perilaku predator dari pria kelahiran 19 Februari 1983 ini mulai terungkap sejak 2017. Kepolisian Manchester bahkan menyebut Reynhard sangat terampil dalam melakukan tipu daya saat melakukan aksi bejatnya.
Pejabat dari unit kejahatan khusus, Kepolisian Manchester, Mabs Hussain, memaparkan sejumlah barang bukti yang telah disidangkan melalui empat persidangan terpisah sejak Juni 2018 sampai Desember 2019. Beberapa di antaranya merupakan bukti video perkosaan yang direkam oleh Reynhard sendiri.