Tanpa Julukan Crazy Rich, Hartono Bersaudara Langganan Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes dengan Harta Rp608 Triliun

JAKARTA - Di Indonesia julukan crazy rich saat ini kerap diberikan pada orang-orang yang doyan memperlihatkan kekayaannya melalui media sosial. Mobil impor mewah, barang bermerek, rumah super mewah menghibur mata para pengikutnya. Namun tanpa sebutan dan sorotan media sosial dua orang bersaudara keluarga Hartono ini telah menjadi langganan orang terkaya di Indonesia versi Forbes sejak tahun 2008.

Budi Hartono yang kini berusia 80 tahun memliki kekayaan 20,5 milar dolar AS atau Rp287 triliun per 6 April 2021, sedangkan Michael Hartono 81 tahun dengan kekayaan 19,7 miliar dolar AS atau Rp276 triliun. Dua Hartono bersaudara ini menduduki peringkat 86 dan 89 orang terkaya di dunia versi Forbes.

Kekayaan Hartono Bersaudara menurut Forbes berasal dari kepemilikan saham mayoritas di PT Bank Central Asia Tbk dan PT Djarum.

Total kekayaan mereka mereka berdua secara garis besar mencapai 42,6 miliar dolar AS atau setara dengn Rp608,68 triliun.

Industri rokok Djarum adalah asal muasal bisnis Keluarga Hartono yang kini disebut sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes. (Twitter)

Hartono bersaudara tercatat berada di posisi teratas sebagai orang terkaya di Indonesia dan 100 besar di dunia versi Forbes selama 14 tahun.

Kekayaan Hartono bersaudara dihitung oleh Forbes berdasarkan komposisi kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan perorangan, bursa saham, analis dan sumber-sumber lainnya. Kepemilikan saham yang dimiliki oleh keluarga besar juga diperhitungkan. Untuk aset perusahaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar secara periodik dalam setahun.

Dari mana saja sumber aset Hartono bersaudara ini hingga menjadikannya orang terkaya di Indonesia versi Forbes selama 14 tahun berturut-turut?

Perbankan

Kekayaan Hartono bersaudara datang dari kepemilikan mereka atas PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank BCA sempat mengalami keterpurukan ketika krisis moneter 1998 saat dipimpin oleh Sudono Salim. Robert dan Michael Hartono pun memilih untuk membeli saham BCA di kondisi yang tengah terpuruk.

Bank Central Asia Tbk (BCA) sepanjang tahun 2021 termasuk perusahaan yang meraup laba fantastis. Laba bersih BCA mencapai Rp31,42 triliun. Potensi dividen yang diterima Hartono bersaudara sebelum pajak mencapai Rp8,6 triliun dari kinerja BCA 2021 lalu.

Saham BCA yang dimiliki  Hartono bersaudara melalui PT. Dwimuria Investama Andalan memegang 54,94 persen saham BCA atau setara 67,73 miliar saham perusahaan setelah stock split (1:5), membuat  Hartono bersaudra semakin kaya.

Industri Rokok

Dalam riwayat bisnis keluarga keluarga Hartono, rokok adalah yang membuat keluarga itu melesat dalam bisnis. Oei Wie Gwan, adalah orang penting dalam sejarah bisnis keluarga Hartono. Dia adalah ayah dari Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono yang kini makin tajir berkat BCA.

Walau sempat dalam kondisi yang tidak stabil, namun Djarum kembali bangkit dan mulai mengekspor pada tahun 1972. Djarum Filter merupakan produk rokok pertama yang menggunakan mesin. Djarum menjadi salah satu pembuat rokok terbesar di Indonesia.

Industri Elektronik

Hartono bersaudara mengembangkan bisnis di bidang elektronik melalui Polytron. Mereka berambisi memenangkan pasar televisi LCD dan LED yang masih dikuasai pabrikan Jepang dan Korea Selatan.

Pabrik Polytron berlokasi di Jawa Tengah dengan 3 lokasi pabrik. Dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 10 ribu karyawan dan total pabrik seluas 69 hektar.

Orang terkaya di Indonesia versi Forbes, Hartono Bersaudara mengakuisisi Bank BCA dari Keluarga Sudono Salim pada 1998. (ANTARA)

Indutri Digital

Hartono bersaudara juga meluaskan bisnisnya di bidang digital, untuk mengikuti perkembangan teknologi melalui perusahaan Ventures Global Digital Prima (GDP Ventures ) sejak tahun 2010. Dua adandalan mereka dengan Global Digital Niaga dengan Blibli.com. Mereka juga membeli Kaskus, situs media sosial dan e-commerce yang paling populer di Indonesia.

Anak perusahaan Djarum juga memberikan dana ke 23 startup di bidang media dan hiburan, seperti contohnya 88 Rising, Razer, dan IESPL.

Sektor Bisnis Lainnya 

Properti dan perkebunan juga menjadi bisnis Hartono bersaudara. Sejak tahun 2008 mereka memiliki perkebunan sawit seluas 65 ribu hektar di Kalimantan Barat. Selain itu Grand Indonesia yang merupakan pusat perbelanjaan di M.H Thamrin juga bagian dari bisnis mereka.

Tak mengherankan jika Hartono bersaudara ini menjadi langganan orang terkaya di Indonesia versi Forbes selama lebih dari satu dekade. Semua karena ekspansi bisnis mereka yang terus berkembang.