Mayapada Hospital Milik Konglomerat Dato Tahir Raup Pendapatan Rp1,92 Triliun dan Laba Rp165,30 Miliar di 2021
JAKARTA - Perusahaan pengelola Rumah Sakit Mayapada atau Mayapada Hopitals, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) membukukan kinerja yang positif sepanjang tahun 2022. Perusahaan milik konglomerat Dato Sri Tahir ini mencatat pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Dalam laporan keuanga SRAJ, dikutip Sabtu 26 Maret, perseroan mencetak kenaikan pendapatan hingga 49,90 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Di tahun 2021 SRAJ mengantongi pendapatan hingga Rp1,92 triliun. Capaian ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,28 triliun.
Dilihat dari segmennya, pendapatan rawat inap tercatat meningkat 47,77 persen yoy menjadi Rp955,25 miliar. Kenaikan juga dialami oleh segmen rawat jalan menjadi Rp969,19 miliar dari sebelumnya Rp637,33 miliar atau terkerek 52,07 persen yoy.
Kenaikan dari sisi top line ini mampu mengimbangi beban-beban SRAJ yang sebenarnya meningkat. Misalnya saja, beban langsung yang terkerek 40,16 persen yoy menjadi Rp1,21 triliun.
Beban penjualan juga naik 53,09 persen yoy menjadi Rp16,13 miliar, begitu pula dengan beban umum dan administrasi yang naik 19,38 persen yoy menjadi Rp462,40 miliar.
Baca juga:
- Ini Crazy Rich Sebenarnya, Konglomerat Dato Tahir Donasikan Rp2 Miliar untuk Tutup Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan di Bandung
- Konglomerat Dato Tahir yang Juga Menantu Mochtar Riady Ini Gelontorkan Rp76,6 Miliar Borong 13 Juta Saham Sona Topas
- Konglomerat Dato Tahir dan Anaknya Gelontorkan Rp21,31 Miliar Borong Saham Mayapada Hospital
Oleh karena itu, bottom line SRAJ tercatat lebih baik dibanding tahun 2020. Sepanjang tahun 2021 SRAJ membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp165,30 miliar.
Capaian ini jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang musti menanggung rugi hingga Rp14,38 miliar.
Sekadar informasi, hingga akhir tahun 2021 SRAJ mengantongi total aset hingga Rp4,87 triliun. Ini lebih tinggi dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat Rp4,34 triliun.
Sementara itu, total ekuitasnya naik 9,84 persen yoy menjadi Rp1,92 triliun dan total liabilitas naik 13,61 persen yoy menjadi Rp2,94 triliun.