Bagikan:

JAKARTA - Emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja di sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021. Pendapatan pengelola Mayapada Hospital milik konglomerat Dato Sri Tahir tersebut naik signifikan hingga membalikkan kondisi dari sebelumnya merugi menjadi laba.

Dalam laporan keuangan Sejahteraraya yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Sabtu 27 November, pendapatan emiten berkode SRAJ hingga kuartal III 2020 melesat hingga 89,82 persen year on year (yoy) menjadi Rp1,54 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan SRAJ tercatat Rp813,71 miliar.

Adapun pendapatan dari rawat inap termasuk jasa penunjang masih menjadi penopang dengan kontribusinya yang mencapai 63,45 persen atau setara Rp980,08 miliar. Capaian rawat inap ini meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp403,90 miliar atau naik 142,65 persen yoy.

Sementara itu, pendapatan dari rawat jalan termasuk jasa penunjang berkontribusi hingga Rp564,50 miliar. Capaian ini juga naik 37,75 persen yoy dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp409,80 miliar.

Pertumbuhan dari sisi top line ini membalikkan kondisi bottom line SRAJ. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021, SRAJ mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp222,02 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, SRAJ mencetak rugi hingga Rp97,80 miliar.

Selain pertumbuhan pendapatan, bottom line SRAJ juga terbantu oleh pendapatan bunga yang bertumbuh menjadi Rp25,89 miliar dari sebelumnya Rp15,38 miliar. Penghasilan lain-lain bersih yang tercatat Rp16,71 miliar dari sebelumnya Rp5,55 miliar jadi penopang lainnya.

Sekadar informasi, hingga akhir September 2021, total aset SRAJ menjadi Rp5,33 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 22,74 persen dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat Rp4,36 triliun. Adapun total liabilitasnya naik 29,17 persen menjadi Rp3,34 triliun dan total ekuitasnya naik 13,24 persen menjadi Rp1,98 triliun.