Menteri Nadiem Punya Anggaran Rp29 Triliun Tapi Kena Sentil Jokowi: Tadi Pagi Saya Cek Serapan Baru Rp2 T
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud) Nadiem Makarim terkait pengadaan barang dan jasa di kementeriannya. Penyebabnya, Kemendikbudristek baru menyerap anggaran sebesar Rp2 triliun dari Rp29 triliun yang telah disediakan.
Hal ini disampaikannya saat memberi pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan badan usaha milik negara (BUMN) tentang aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali pada hari ini, Jumat, 25 Maret.
"Tadi pagi saya cek baru Rp2 triliun, ini kelihatannya ada yang enggak semangat di dalam kementerian," kata Jokowi seperti yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden.
Dia juga menyentil kebiasaan membeli barang impor. Padahal, kata Jokowi, Indonesia mampu untuk memproduksi barang-barang seperti kursi hingga laptop.
"Urusan masa beli bangku, beli kursi mau impor kita, laptop mau impor kita? Kita sudah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya," tegasnya.
Menurut eks Gubernur DKI Jakarta itu, kebiasaan mengimpor barang di kementerian harus dihentikan. Teguran ini juga berlaku untuk sejumlah kementerian seperti Kementerian Pertanian yang kini dipimpin oleh Syahrul Yasin Limpo.
Kata Jokowi, dia kerap melihat adanya barang impor di bidang pertanian saat mengunjungi masyarakat. Salah satunya, saat dia mengunjungi Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Alsintan, traktor-traktor kaya gitu bukan high tech saja impor. Jengkel saya," tegasnya.
Baca juga:
- Setuju E-Voting, PKB Dorong Pemerintah Revisi UU Pemilu ke DPR
- Akhirnya, Umat Islam Bisa Terawih Berjamaah di Masjid Setelah Dua Tahun Jalani Pandemi COVID-19
- 5 Terduga Teroris Terafiliasi ISIS Sebar Poster Propaganda, Menebar Teror dan Bangkitkan Sel Tidur
- Tokoh Kalbar dr Rubini Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Kowani: Perannya sebagai Tenaga Medis Sungguh Luar Biasa
"Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, alsintan, saya lihat. Enggak boleh pak menteri, enggak boleh," imbuh Jokowi.
Dirinya juga turut menyoroti produk lain yang sebenarnya sudah diproduksi di Tanah Air seperti pensil hingga kerta. Tapi, sayangnya, produk tersebut masih sering diimpor sehingga membuat dirinya bingung.
"Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen (impor, red). Apa ini? kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti enggak sih? jangan-jangan kita gak kerja detail sehingga enggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor. Buku tulis impor, jangan ini diteruskan, setop," ujar Jokowi.
"Kita melompat semua kalau beli semua produk dalam negeri, meloncat pertumbuhan ekonomi kita," pungkasnya.