Serang Pusat Perbelanjaan di Kyiv, Kementerian Pertahanan Rusia: Pangkalan Besar Penyimpanan Amunisi Roket
JAKARTA - Rusia mengatakan pada Hari Senin mereka telah menyerang sebuah pusat perbelanjaan Kyiv, Ukraina dengan senjata jarak jauh presisi tinggi, karena digunakan sebagai gudang roket dan stasiun pengisian ulang oleh pasukan Ukraina.
Pusat perbelanjaan Kyiv diserang pada Minggu malam, menewaskan sedikitnya delapan orang, menghancurkan gedung-gedung di dekatnya dan meninggalkan tumpukan puing-puing yang berasap, serta puing-puing mobil yang terbakar tersebar di beberapa ratus meter.
"Area di dekat pusat perbelanjaan digunakan sebagai pangkalan besar untuk menyimpan amunisi roket dan untuk memuat ulang beberapa peluncur roket," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov kepada wartawan, melansir Reuters 22 Maret.
"Senjata jarak jauh presisi tinggi pada malam 21 Maret menghancurkan baterai peluncur roket ganda Ukraina, serta gudang amunisi di pusat perbelanjaan yang tidak berfungsi," ungkapnya.
Mayjen Konashenkov menunjukkan video yang menurutnya menunjukkan, Ukraina telah menggunakan pusat perbelanjaan sebagai pangkalan senjata dan stasiun pengisian ulang.
Diberitakan sebelumnya, serangan menghantam sebuah pusat perbelanjaan Kyiv, Ukraina pada Minggu malam, menewaskan sedikitnya delapan orang, menghancurkan gedung-gedung di dekatnya dan meninggalkan tumpukan puing-puing yang berasap dan puing-puing mobil yang terbakar tersebar di beberapa ratus meter.
Saat fajar menyingsing pada Hari Senin, petugas pemadam kebakaran memadamkan api kecil di sekitar bangkai yang membara dari sebuah bangunan di tempat parkir, pusat perbelanjaan di distrik Podil kota dan mencari kemungkinan korban selamat.
Kekuatan ledakan melenyapkan satu struktur di tempat parkir pusat perbelanjaan dan memusnahkan bangunan 10 lantai yang berdekatan, menghancurkan jendela di blok menara perumahan di sekitarnya.
"Rusia menembaki pusat perbelanjaan kami. Mal dan bangunan tempat tinggal di sekitarnya telah mengalami kerusakan parah," ujar Mykola Medinskiy, seorang pendeta tentara.
Baca juga:
- Wakil Komandan Armada Laut Hitamnya Ditembak Mati, Rusia Ultimatum Pasukan Ukraina di Mariupol Letakkan Senjata
- Tepis Penilaian PM Inggris dan Belanda, Presiden Belarusia: Jika Uni Soviet Tidak Runtuh, Konflik di Dunia Bisa Dihindari
- Jadi Wilayah Strategis: Rusia Bombardir Kota Mariupol, Ukraina Beri Perlawanan
- Ingin Sistem Pertahanan Rudal Iron Dome, Presiden Zelensky Pertanyakan Keengganan Israel Jual Senjata ke Ukraina
Ia menambahkan, tidak ada objek militer strategis di daerah itu. Reuters tidak segera dapat memverifikasi komentar itu. Adapun Rusia membantah menargetkan warga sipil.
Enam mayat tergeletak di trotoar saat layanan darurat menyisir reruntuhan, hingga terdengar suara tembakan artileri di kejauhan. Sementara, Jaksa Agung Ukraina mengatakan sedikitnya delapan orang tewas.
Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai 24 Februari lalu telah menyebabkan ribuan orang tewas dalam pertempuran, serta sekitar 10 juta orang mengungsi, termasuk hampir 3,5 juta orang yang melarikan diri ke luar negeri, kebanyakan ke negara tetangga Eropa seperti Polandia.