Tegas Tolak Tuntutan Meletakkan Senjata dan Menyerahkan Mariupol, Wakil PM Ukraina: Kami Telah Beri Tahu Rusia
JAKARTA - Ukraina mengatakan tidak ada pertanyaan untuk menyerahkan Kota Mariupol, setelah Rusia meminta pasukan Ukraina pada Minggu untuk meletakkan senjata di kota pelabuhan yang terkepung itu.
"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," portal berita Ukrainska Pravda mengutip pernyataan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk, seperti melansir Reuters 21 Maret.
"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," tegas Vereschuk.
Lebih jauh dikatakan olehnya, lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada Hari Minggu. Lebih dari setengahnya dari Mariupol. Dia mengatakan, pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke sana pada Hari Senin untuk evakuasi lebih lanjut.
Lebih jauh,Vereshchuk mengatakan tindakan Rusia adalah 'manipulasi yang disengaja'. "Daripada menghabiskan waktu di delapan halaman untuk surat, buka saja koridornya," tandasnya.
Diketahui, Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kegagalan membuka koridor semacam itu dalam beberapa pekan terakhir.
Diberitakan sebelumnya, militer Rusia mengultimatum pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata, seiring dengan meningkatnya pertempuran di kota tersebut, pada saat bersamaan seorang petinggi militernya tewas di kota tersebut.
Rusia pada Hari Minggu meminta pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka di kota pelabuhan timur Mariupol, di mana Moskow mengatakan 'bencana kemanusiaan yang mengerikan' sedang berlangsung.
"Letakkan senjata Anda," Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, mengatakan dalam sebuah pengarahan yang didistribusikan oleh kementerian pertahanan, melansir.
"Bencana kemanusiaan yang mengerikan telah berkembang. Semua orang yang meletakkan senjatanya dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman," tandas Mizintsev.
Mariupol telah mengalami beberapa pemboman terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Banyak dari 400.000 penduduknya tetap terperangkap di kota dengan sedikit makanan, air dan listrik.
Mizintsev mengatakan, koridor kemanusiaan untuk warga sipil akan dibuka ke arah timur dan barat dari Mariupol pukul 10 pagi waktu Moskow pada Hari Senin. Ukraina memiliki waktu hingga pukul 5 pagi waktu Moskow untuk menanggapi tawaran koridor kemanusiaan dan meletakkan senjata, tandasnya.
Baca juga:
- Wakil Komandan Armada Laut Hitamnya Ditembak Mati, Rusia Ultimatum Pasukan Ukraina di Mariupol Letakkan Senjata
- Tepis Penilaian PM Inggris dan Belanda, Presiden Belarusia: Jika Uni Soviet Tidak Runtuh, Konflik di Dunia Bisa Dihindari
- Jadi Wilayah Strategis: Rusia Bombardir Kota Mariupol, Ukraina Beri Perlawanan
- Ingin Sistem Pertahanan Rudal Iron Dome, Presiden Zelensky Pertanyakan Keengganan Israel Jual Senjata ke Ukraina
Terpisah, Ukraina mengklaim pasukannya telah menembak mati wakil komandan Armada Laut Hitam Rusia, dalam pukulan signifikan lainnya bagi pasukan Vladimir Putin.
Kapten peringkat pertama Andrey Paliy (51), adalah perwira angkatan laut senior yang diduga tewas dalam perang di Ukraina, dengan Kyiv mengklaim telah membunuh lima jenderal angkatan darat.
Kematian Paliy tampaknya dikonfirmasi oleh seorang teman Rusia, Konstantin Tsarenko, sekretaris dewan umum Sekolah Angkatan Laut Sevastopol Nakhimov, meskipun belum secara resmi diakui oleh Moskow, seperti melansir Dailymail.
Satu akun mengatakan, bahwa dia telah terlibat dengan serangan marinir Rusia di dekat Mariupol. Namun, keadaan pasti kematiannya yang dilaporkan tidak diketahui.