Masyarakat Sulit Dapatkan Minyak Goreng, Ngabalin Sarankan Ini pada MKGR Jaksel, Jangan Hanya Diam
JAKARTA - Ormas harus peka terhadap keluhan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat. Karena itulah Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) kata Ali Mochtar Ngabalin, harus andil dan memberikan solusi atas kesulitan yang dialami masyarakat jangan hanya diam. Seperti minyak goreng yang belakangan langka dan akhirnya pemerintah menyerah dan membiarkan harga migor sesuai harga pasar.
Banyak peran yang bisa dilakukan seperti pasar murah minyak goreng, aksi sosial dan kegiatan lainnya. "Misalnya aksi sosial kepedulian bagi-bagi minyak goreng murah. Maju di tengah masyarakat tanpa ada kecurigaan apa-apa, tapi kalau Golkar yang maju. Langsung timbul kecurigaan," ujar pembina MKGR Jakarta Selatan, Ali Mochtar Ngabalin di sela-sela Musyawarah Cabang (Muscab) VIII MKGR Jakarta Selatan di kantor Walikota Jaksel, Minggu 20 Maret.
MKGR sebagai ormas ini juga akan bisa membuat MKGR juga masuk ke lapisan masyarakat untuk berkegiatan sosial atau menyikapi keadaan masyarakat terkini.
Karakteristik warga Jakarta Selatan (Jaksel) yang memiliki banyak warga kelas menengah ke atas dan tingkat pendidikan yang tinggi dipandang mampu menjadi potensi bagi MKGR Jaksel untuk memperkuat posisi Partai Golkar di DKI Jakarta.
"Apalagi MKGR sebagai ormas bisa massuk ke segala lini sosial masyarakat. Beda dengan partai yang terbatas. Ini yang saya harap bisa dimanfaatkan oleh MKGR Jaksel," ujarnya.
Dipaparkannya, strategi komunikasi MKGR dan Partai Golkar memang berbeda. Karena sifatnya ormas maka bisa masuk untuk meyakinkan warga, khususnya warga Jaksel untuk memilih Partai Golkar sebagai saluran aspirasi politiknya.
"Faktor ketokohan dalam sebuah ormas itu penting guna meyakinkan masyarakat," ujar Ngabalin yang didampingi Ketua MKGR Jaksel, Ratih Widyawati dan Ketua DPD Golkar Jaksel, Inez Yuanna.
Lantaran bentuknya ormas, imbuh Ngabalin, MKGR juga bisa masuk ke semua lini dan ormas mana saja.
"Makanya, Bu Ratih ini nantinya bisa berafiliasi dengan ormas dan golongan agama manapun. Ciri MKGR itu kan harus bisa menjembatani atau istilah milenial sekarang kerja bareng dan gotong royong," pungkas Ali Mochtar Ngabalin usai memberikan pengarahan, termasuk soal minyak goreng yang masih jadi perbincangan.
Baca juga:
- Polemik Minyak Goreng Masih Berlanjut, Anggota DPR Pertanyakan Nasionalisme Produsen dan Distributor
- Singgung Peran Mafia Akibatkan Kelangkaan Minyak Goreng, Dedi Mulyadi: Publik Harus Tahu Pelakunya
- Tanggapi Pernyataan Mendag yang Mengaku Kalah dengan Mafia, MAKI: Kalau Tidak Layak, Mundur Saja!
- Mendag Lutfi Tunda Umumkan Nama Mafia Minyak Goreng Hingga Senin, Baidowi: Nunggu Primbon?