Diplomat Moskow Tegaskan Tidak Mungkin Mengeluarkan Rusia dari PBB, Kuncinya Ada di Dewan Keamanan

JAKARTA - Diplomat Rusia yakin gagasan untuk mengeluarkan Rusia dari Perserikatan Bangsa Bangsa tidak akan terwujud, berkaca dari ketentuan Piagam PBB dengan faktor penentunya Dewan Keamanan PBB.

Skenario pengusiran Rusia dari PBB tidak akan pernah mungkin, karena Dewan Keamanan PBB tidak akan dapat mengeluarkan rekomendasi seperti itu, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

"Tidak ada skenario penghapusan keanggotaan Rusia dari PBB yang dimungkinkan menurut definisi. Pasal 6 Piagam PBB memang mempertimbangkan kemungkinan pengusiran suatu negara dari PBB berdasarkan keputusan Majelis Umum mengikuti rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB," ujarnya dikutip dari TASS 18 Maret.

"Tetapi Dewan Keamanan tidak mungkin memberikan rekomendasi seperti itu, karena persetujuan resolusi yang sesuai tidak hanya membutuhkan dukungan dari sembilan anggota. Tetapi juga persetujuan dari lima anggota tetap yang memiliki hak veto. Rusia adalah anggota dari kuintet ini," papar Zakharova.

Dia menekankan, di tengah propaganda anti-Rusia yang melonjak di Barat, gagasan untuk mengeluarkan Rusia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tetap menjadi gagasan pinggiran.

Zakharova ingat, bahwa pihak Ukraina telah mulai menikmati sindiran seperti itu jauh lebih awal dari Februari.

"Washington dan antek-anteknya mengikuti jejaknya, yang telah mendukung penerapan sanksi terhadap negara kita, bahkan bukan merupakan mayoritas sederhana di Majelis Umum PBB, apalagi mayoritas dua pertiga yang memenuhi syarat," terang Zakharova.

"Semua anggota komunitas dunia lainnya, telah mengkonfirmasi kesiapan untuk memiliki hubungan yang konstruktif dan saling menguntungkan dengan negara kita yang bertentangan dengan tekanan dan pemerasan kasar kolektif oleh Barat tandasnya.

Dia memperingatkan, jika Amerika Serikat melanjutkan upaya untuk mendorong pendiriannya melalui pemerasan dan ancaman langsung terhadap negara-negara anggota PBB lainnya, organisasi tersebut akan menghadapi pertanyaan besar apakah akan mampu bertahan dalam situasi seperti ini.

Dia menekankan, adopsi keputusan apa pun dengan suara mayoritas yang dicapai dengan kekerasan bukanlah karakteristik Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi aliansi seperti NATO.