PGI Merespon Pendeta Saifuddin yang Minta Hapus 300 Ayat Alquran: Itu Pribadi, Jangan Generalisasi Sikap Kristen

JAKARTA - PGI akhirnya buka suara terkait viralnya video seorang pria paruh baya yang mengaku sebagai pendeta bernama Saifuddin Ibrahim dan meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Aquran. PGI menegaskan itu bukanlah sikap dari gereja.

"Pernyataan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan PGI dan gereja-gereja pada umumnya di Indonesia," ucap Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow dalam keterangan resminya, Jumat 18 Maret.

PGI juga meminta kepada masyarakat tidak terjebak untuk menggeneralisasi sikap dan pandangan pribadi Saifuddin Ibrahim sebagai sikap komunitas Kristen. Kata PGI, Kekristenan tidak mengajarkan jalan kebencian ataupun sikap membalas dendam.

"PGI berharap agar semua pihak berhati-hati dan bijak dalam menyikapi pernyataan provokatif yang bisa saja dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan merusak kerukunan antarumat beragama dan masyarakat," kata Jeirry.

"PGI meminta agar polemik ini tidak lagi dilanjutkan dan disebarluaskan melalui berbagai media sebab tidak membawa manfaat positif," pintanya.

Dalam video itu, Saifuddin Ibrahim meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Al-Qur'an. Alasannya ayat-ayat itu dianggap penyebab terjadinya radikalisme.

Pernyataan yang kontroversial itu bermula ketika Saifuddin Ibrahim mendukung keputusan Menag perihal aturan volume azan.

"Saya sudah berulang kali mengatakan kepada menteri agama, dan ini adalah menteri agama yang saya kira toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas," buka Syaifuddin Ibrahim.

Selain mendukung, Saifuddin Ibrahim juga menyarankan Menag mengevaluasi kurikulum sekolah berbasis Islam hingga Pesantren. Sebab, kurikulum itu menjadi sumber kekacauan.

"Atur juga kurikulum yang ada di madrasah, hingga perguruan tingi. Karena sumber kekacuan itu dari kurikulum yang tidak benar. Bahkan kurikulum di Pesantren jangan takut dirombak pak," ungkap Saifuddin.