Epidemiolog: Ada Progres Perbaikan di Tengah Pandemi COVID-19 Tapi Belum Waktunya Lakukan Banyak Pelonggaran

JAKARTA - Pemerintah kerap menyatakan kondisi Indonesia mengalami perbaikan di tengah pandemi COVID-19 karena angka kasus mulai melandai. Meski begitu, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman hal ini tak berarti pelonggaran bisa dilakukan.

Dicky menilai, pemerintah harusnya belum banyak melakukan pelonggaran demi mencegah terjadinya peningkatan kasus jelang ramadan dan Idulfitri.

"Bahwa kita ada progres membaik, iya. Tapi yang harus kita sadari ini belum masa untuk melakukan banyak pelonggaran," kata Dicky kepada VOI, Jumat, 18 Maret.

Dia mengingatkan saat ini situasi pandemi COVID-19 masih terjadi, tak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara. Dicky juga menyinggung saat ini positivity rate di Tanah Air masih tinggi atau di atas 5 persen.

"Kemudian angka kematian kita trennya masih tinggi. Bahkan, menurut saya masih meningkat di tengah keterbatasan tracing, testing," ujarnya.

Dicky mengingatkan para pemangku kebijakan harus bersabar dalam mengambil keputusan. Apalagi, saat ini pandemi COVID-19 sudah mulai bisa dikendalikan.

Tak hanya itu, dirinya juga mengingatkan pemerintah juga harus menghadapi COVID-19 varian lain. Sebab, varian Omicron ke depan bisa bermutasi lagi.

"Harus bersabar dulu supaya kita tidak kehilangan modal ini. Ini modalnya kan sudah ada tapi kalau buru-buru kita bisa dalam situasi yang memburuk lagi," tegasnya.

"Ingat, Omicron ini bukan varian terakhir dan juga bukan gelombang terakhir dan untuk menghadapi ancaman berikut ya ini modalnya. Jangan dihilangkan dengan pelonggaran terburu-buru, bertahap saja. Jadi bersabar dan, toh, kita sudah ada pelonggaran tapi jangan sampai terburu-buru, terukur, dan hati-hati," pungkas Dicky.