Terpaksa Tolak Permohonan Presiden Zelenskiy untuk Terapkan Zona Larangan Terbang, PM Inggris: Ini Menyiksa

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris mengatakan telah melakukan beberapa kali pembicaraan dengan Presiden Ukraina terkait zona larangan terbang, mengakui Inggris dan NATO tidak bisa melewati batas dan membuatnya tersiksa dalam wawancara media.

Mengutip Sky News 11 Maret, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Rabu lalu mengatakan kepada koresponden khusus Alex Crawford di Kyiv, negara-negara Barat sedang ragu-ragu dalam masalah 'menutup langit' terhadap apa yang disebutnya 'Nazi'.

"Jika Anda bersatu melawan Nazi dan teror ini, Anda harus menutup. Jangan menunggu saya bertanya beberapa kali, sejuta kali. Tutup langit," ujar Presiden Zelenskiy.

"Tutup langit dan hentikan pengeboman," tegasnya.

Dia juga membuat permohonan selama pidato video langsung bersejarah di hadapan anggota parlemen Inggris di House of Commons pada Hari Selasa.

Tetapi Inggris, AS dan NATO terus-menerus menolak seruan Zelenskyy untuk zona larangan terbang di atas Ukraina, mengatakan itu bisa membuat mereka harus menjatuhkan pesawat Rusia dan kemungkinan memicu perang dunia baru.

Diketahui, PM Johnson dan pemimpin Ukraina telah melakukan percakapan hampir setiap hari dalam 15 hari sejak Rusia menginvasi.

"Kami telah melakukan beberapa percakapan yang sangat jujur ​​​​dan percakapan yang sangat mengecewakan karena ada batas di mana, sejujurnya, Inggris dan NATO akan dianggap berkonflik langsung dengan Rusia," ujar PM Johnson.

“Ini menyiksa, benar-benar menyiksa. Saya sudah melakukan percakapan ini setidaknya beberapa kali dengan (Presiden) Volodymyr, tetapi saya pikir kesulitannya adalah saya harus memesan jet RAF, pilot Inggris ke udara dengan misi untuk menembak jatuh jet Rusia," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut PM Johnson juga menyampaikan kekhawatirannya, terkait penyebaran senjata kimia yang diperintahkan oleh Presiden Putin di Ukraina, mengulangi ketakutan para pejabat Barat setelah Moskow menuduh Kyiv berencana untuk menyebarkannya di medan perang.

"Hal-hal yang Anda dengar tentang senjata kimia adalah langsung dari buku pedoman mereka. Mereka mulai mengatakan bahwa ada senjata kimia yang disimpan oleh lawan mereka atau oleh Amerika," tukasnya.

"Jadi ketika mereka sendiri menggunakan senjata kimia, seperti yang saya khawatirkan, mereka memiliki semacam maskirovka, cerita palsu, yang siap digunakan," sambungnya.

"Anda sudah melihatnya di Suriah. Anda melihatnya bahkan di Inggris. Itulah yang sudah mereka lakukan. Ini adalah pemerintah yang sinis dan biadab," tandas PM Johnson.