Presiden Duque Temui Presiden Biden, Kolombia Bakal Peroleh Status Sekutu Khusus non-NATO Amerika Serikat
JAKARTA - Presiden Joe Biden mengatakan kepada Presiden Kolombia Ivan Duque pada Hari Kamis, rencana untuk menunjuk Kolombia sebagai sekutu utama non-NATO, memberikan status strategis kepada negara kunci di wilayah yang bergejolak ketika Amerika Serikat berusaha untuk mengisolasi Rusia.
Dalam pembicaraan di Gedung Putih, Presiden Biden dan Presiden Duque mengatakan mereka akan bekerja untuk menandatangani perjanjian migrasi regional pada KTT Amerika Bulan Juni di Los Angeles.
Diketahui, Kolombia saat ini menjadi rumah bagi sekitar 1,9 juta migran dari negara tetangga Venezuela.
Status sekutu utama non-NATO adalah sebutan yang diberikan oleh Amerika Serikat untuk sekutu dekat, yang memiliki hubungan kerja strategis dengan Washington tetapi bukan anggota NATO. Argentina memperoleh status ini pada 1998 dan Brasil pada 2019.
"Kolombia adalah kuncinya di Belahan Bumi Selatan," kata Presiden Biden kepada Presiden Duque, melansir Reuters 11 Maret Kedua negara telah memiliki hubungan diplomatik selama 200 tahun.
Kedua pemimpin tidak memberikan perincian tentang bentuk kerangka kerja yang diharapkan tentang migrasi. Amerika Serikat sendiri telah berjuang untuk mengatasi ribuan migran yang mencari suaka di perbatasan selatannya dengan Meksiko.
Pertemuan mereka terjadi beberapa hari setelah negosiasi rahasia antara pejabat senior AS dan perwakilan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, untuk mengatur pembebasan dua tahanan Amerika. Langkah itu telah mengangkat alis di Kolombia, yang memiliki hubungan tegang dengan Venezuela.
Tidak ada tanda-tanda ketegangan dalam pernyataan publik mereka. Kedua presiden mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, dengan Presiden Duque mengatakan Kolombia menawarkan bantuan kepada negara-negara di kawasan itu dalam menangani massa orang yang mengungsi "pertumpahan darah" di Ukraina.
Ditanya tentang kontak antara Amerika Serikat dan perwakilan Maduro setelah pertemuan itu, Presiden Duque mengatakan kepada wartawan, 'Saya tidak akan mulai mempertanyakan' kebijakan AS.
"Kami akan mempertahankan kebijakan luar negeri kami yang sama, mengutuk kediktatoran, menyebut Nicolas Maduro apa adanya, seorang penjahat yang telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kami akan terus mendukung saudara-saudara Venezuela kami di Kolombia dengan persaudaraan," tutur Duque.
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan itu, kedua pemimpin menggarisbawahi komitmen bersama mereka untuk 'mendukung pemulihan demokrasi' di Venezuela.
Kunjungan akhir pekan delegasi AS ke Venezuela dan pembicaraan dengan Presiden Maduro, berfokus pada nasib orang Amerika yang ditahan dan kemungkinan pelonggaran sanksi minyak AS terhadap anggota OPEC Venezuela, untuk mengisi kesenjangan pasokan jika Presiden Biden melarang impor minyak Rusia, sesuatu yang dia lakukan pada Hari Selasa.
Venezuela adalah sekutu terdekat Rusia di Amerika Selatan, dan Amerika Serikat sedang mengukur apakah negara itu akan menjauhkan diri dari invasi Rusia ke Ukraina. Pemerintahan Presiden Maduro di Venezuela telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang berdampak pada Kolombia.
Baca juga:
- Takut Reaksi Rusia, AS Tutup Pintu untuk Bantuan Jet Tempur ke Ukraina, Pentagon: Berisiko Tinggi
- Tak Sesuai Perintah Dalam Operasi di Ukraina, Presiden Putin Perintahkan Jaksa Militer Hukum Pejabat Bertanggung Jawab
- Rusia Kerahkan Kereta Lapis Baja Distrik Militer untuk Evakuasi 248 Warga Negara Asing
- Rumah Sakit Anak-anak di Ukraina Terkena Serangan Rusia Meski Ada Gencatan Senjata, Gedung Putih: Mengerikan
Diketahui, kunjungan Presiden Duque dilakukan menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan pendahuluan presiden di Kolombia pada Hari Minggu, di mana beberapa kandidat berhaluan kiri telah mengajukan perubahan pada landasan hubungan AS-Kolombia, perang melawan perdagangan narkoba.
Presiden Duque, yang akan meninggalkan jabatannya pada Agustus, mendapat tekanan berkelanjutan dari pemerintahan Presiden Trump untuk mengurangi budidaya koka, bahan dasar kokain. Kolombia telah lama menjadi produsen utama obat tersebut, meskipun miliaran dana AS dimaksudkan untuk memeranginya.
Dalam pernyataan bersama mereka, Presiden Biden dan Presiden Duque setuju untuk bekerja pada pendekatan yang lebih holistik untuk kontranarkotika, mencakup akses yang lebih baik untuk layanan pencegahan, pengobatan dan pemulihan, serta upaya baru untuk memblokir pencucian uang dan meningkatkan larangan.
Untuk diketahui, selama pertemuan itu, Biden juga berjanji untuk menyumbangkan tambahan dua juta dosis vaksin COVID-19 ke Kolombia.