Ilmuwan Australia Teliti Pengembangan Teknologi untuk 'Mengembalikan' Harimau Tasmania yang Punah

JAKARTA - Para ilmuwan di Melbourne, Australia tengah berupaya untuk menghidupkan kembali harimau Tasmania yang telah punah.

Sebuah laboratorium penelitian kelas dunia untuk 'de-extinction' dan konservasi marsupial sedang dibangun di University of Melbourne, setelah donasi sebesar 3,4 juta euro atau sekitar Rp53.102.909.282

"Berkat pendanaan yang murah hati ini, kami berada pada titik balik di mana kami dapat mengembangkan teknologi yang berpotensi membawa kembali spesies dari kepunahan, membantu melindungi marsupial lain di ambang kepunahan," kata Profesor Andrew Pask dari School of Biosciences Universitas Melbourne, melansir Euronews 4 Maret.

Hibah tersebut rencananya akan digunakan untuk mendirikan laboratorium Penelitian Restorasi Genetik Terpadu Thylacine (TIGRR), guna mengembangkan teknologi baru yang dapat membawa harimau Tasmania kembali dari kepunahan.

Makhluk-makhluk ini pernah berkeliaran di Australia, tetapi terbatas di pulau Tasmania ketika orang Eropa tiba di abad ke-18. Kolonis memburu mereka hingga punah dengan individu terakhir yang diketahui mati di penangkaran pada tahun 1936.

"Dari semua spesies yang diusulkan untuk dimusnahkan, harimau Tasmania bisa dibilang merupakan kasus yang paling menarik," jelas Pask.

"Habitat Tasmania sebagian besar tetap tidak berubah, menyediakan lingkungan yang sempurna untuk memperkenalkan kembali harimau Tasmania dan sangat mungkin, pelepasliarannya akan bermanfaat bagi seluruh ekosistem," paparnya.

Sejauh ini, para ilmuwan telah mengurutkan DNA harimau Tasmania yang memberi mereka "cetak biru tentang bagaimana pada dasarnya membangun harimau Tasmania." Membawa spesies kembali akan mengharuskan mereka untuk memahami kode dari awal sampai akhir.

Sel dari kerabat terdekat harimau Tasmania, dunnart yang mirip tikus, kemudian dapat direkayasa untuk menghidupkan kembali spesies tersebut.

Lebih jauh, pendanaan baru akan memungkinkan lab untuk bergerak maju dalam tiga bidang utama: meningkatkan pemahaman mereka tentang genom hewan, mengembangkan teknik untuk membuat embrio dan mentransfer embrio itu ke inang pengganti.

Tetapi, selain membawa harimau Tasmania kembali dari kepunahan, kemajuan yang mereka buat juga dapat membantu spesies terancam lainnya. Setidaknya 39 spesies mamalia Australia telah punah dalam 200 tahun terakhir, dengan sembilan lainnya saat ini terdaftar sebagai terancam punah.

Pask mengatakan, alat dan metode yang dikembangkan di TIGRR Hub akan memiliki 'manfaat konservasi langsung' bagi hewan berkantung, menyediakan sarana untuk melindungi dari hilangnya spesies yang terancam atau hampir punah.

"Sementara tujuan utama kami adalah mengembalikan harimau Tasmania, kami akan segera menerapkan kemajuan kami pada ilmu konservasi, terutama pekerjaan kami dengan sel punca, penyuntingan gen dan surrogacy, untuk membantu program pemuliaan untuk mencegah marsupial lain mengalami nasib yang sama seperti marsupial harimau Tasmania," pungkasnya.