Protes Invasi Moskow ke Ukraina, Lebih dari 4.300 Pengunjuk Rasa Ditahan Polisi Rusia

JAKARTA - Polisi menahan lebih dari 4.300 orang pada Hari Minggu di protes di seluruh Rusia terhadap invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina, menurut kelompok pemantau protes independen.

Ribuan pengunjuk rasa meneriakkan 'Tidak untuk perang!' dan 'Malu pada Anda!', menurut video yang diposting di media sosial oleh aktivis oposisi dan blogger.

Puluhan pengunjuk rasa di Kota Ural Yekaterinburg terlihat ditahan. Seorang pengunjuk rasa di sana terlihat dipukuli di tanah oleh polisi dengan perlengkapan anti huru hara. Sementara, sebuah mural di kota yang menunjukkan Presiden Vladimir Putin dirusak.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi rekaman dan foto-foto di media sosial. Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan sebelumnya, polisi telah menahan sekitar 3.500 orang, termasuk 1.700 di Moskow, 750 di St Petersburg dan 1.061 di kota-kota lain.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan 5.200 orang telah mengambil bagian dalam protes. Kelompok pemantau protes OVD-Info mengatakan telah mendokumentasikan penahanan setidaknya 4.366 orang di 56 kota berbeda.

"Sekrup sedang dikencangkan sepenuhnya. Pada dasarnya kami menyaksikan sensor militer," Maria Kuznetsova, juru bicara OVD-Info, mengatakan melalui telepon dari Tbilisi, melansir Reuters 7 Maret.

"Kami melihat protes yang cukup besar hari ini, bahkan di kota-kota Siberia di mana kami jarang melihat jumlah penangkapan seperti itu," sambungnya.

Ilustrasi unjuk rasa anti-invasi Rusia ke Ukraina. (Wikimedia Commons/Michal Louč)

Protes Rusia terakhir dengan jumlah penangkapan yang sama terjadi pada Januari 2021, ketika ribuan orang menuntut pembebasan pemimpin oposisi Alexei Navalny setelah dia ditangkap, saat kembali dari Jerman di mana dia pulih dari keracunan racun saraf.

Navalny sendiri telah menyerukan protes pada hari Minggu di seluruh Rusia dan seluruh dunia terhadap invasi.

Sementara itu, beberapa media yang dikendalikan pemerintah Rusia memuat laporan singkat tentang protes Hari Minggu, tetapi mereka tidak menampilkan buletin berita yang tinggi.

Kantor berita Rusia RIA mengatakan, Lapangan Manezhnaya di Moskow, yang bersebelahan dengan Kremlin, telah 'dibebaskan' oleh polisi, yang telah menangkap beberapa peserta protes tanpa izin terhadap operasi militer di Ukraina.

RIA juga menunjukkan cuplikan dari apa yang tampak sebagai pendukung Kremlin yang mengemudi di sepanjang tanggul di Moskow, dengan bendera Rusia dan menampilkan tanda 'Z' dan 'V' yang digunakan oleh pasukan Rusia pada tank yang beroperasi di Ukraina.

Sekitar 2.000 orang menghadiri protes anti-perang di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, menurut video yang diposting di media sosial. Reuters tidak dapat memverifikasi postingan tersebut secara independen.

Massa meneriakkan slogan-slogan seperti 'Tidak untuk perang!' dan kata-kata kotor yang ditujukan kepada Presiden Putin sambil mengibarkan bendera Ukraina.

Balon biru dan kuning ditempatkan di tangan patung Lenin yang menjulang di atas alun-alun kecil tempat rapat umum berlangsung.

Adapun Badan polling negara Rusia VTsIOM mengatakan peringkat persetujuan Presiden Putin telah meningkat 6 poin persentase menjadi 70 persen dalam seminggu hingga 27 Februari. FOM, yang menyediakan penelitian untuk Kremlin, mengatakan peringkatnya telah meningkat 7 poin persentase menjadi 71 persen pada periode yang sama.

Diketahui, Presiden Vladimir Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999, menyebut invasi yang diluncurkan pada 24 Februari sebagai 'operasi militer khusus'. Dia mengatakan itu bertujuan untuk membela komunitas berbahasa Rusia Ukraina dari penganiayaan, mencegah Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia.

Terpisah, Barat telah menyebut argumennya sebagai dalih tak berdasar untuk perang dan menjatuhkan sanksi yang bertujuan melumpuhkan ekonomi Rusia. Amerika Serikat, Inggris dan beberapa anggota NATO lainnya telah memasok senjata ke Ukraina.