Israel-Palestina Saling Ngebom di Tengah Normalisasi Netanyahu dengan UEA dan Bahrain

JAKARTA - Militer Israel menembakkan roket ke arah kelompok militan Hamas di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu,16 September. Serangan tersebut merupakan balasan atas tembakan roket Hamas ke Israel yang bertepatan dengan penandatangan perjanjian normalisasi hubungan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

Tercatat, tembakan roket dari militan Hamas telah melukai dua warga Israel. Atas dasar itu, militer Israel melakukan serangan balik langsung menyerang ke sepuluh titik markas militan Hamas di Gaza. Beberapa di antaranya merupakan pabrik pembuatan senjata, bahan peladak, infrastruktur bawah tanah, dan kompleks pelatihan militer.

Atas jual-beli serangan tersebut, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengaku tak terkejut. Sebab, serangan itu sudah diprediksi olehnya. Kata Netanyahu serangan tersebut tak akan berarti apa-apa bagi normalisasi hubungan Israel dengan UEA dan Bahrain.

“Mereka ingin kedamaian itu mundur, tetapi mereka tidak akan berhasil. Kami akan menyerang dengan keras semua orang yang berusaha menyakiti kami, dan mengulurkan tangan dengan damai kepada semua orang yang siap berdamai,” ujarnya dikutip Associated Press, dikutip Rabu, 16 September.

Sebelumnya Palestina telah menentang normalisasi hubungan antara Israel dengan UEA dan Bahrain. Palestina melihat normalisasi itu tak ubahnya sebagai bentuk pengkhianatan dari tujuan negara-negara Arab yang sebelumnya tak mengakui Israel sebagai negara.

Meski begitu, baik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump maupun Netanyahu tak menyebut orang-orang Palestina dalam sambutan mereka pada upacara penandatanganan. Akan tetapi, Menteri Luar Negeri UEA dan Bahrain tampak berbicara terkait pentingnya menjaga eksistensi negara Palestina.