Mendiang Hero Tito Sudah Dilarang Bertanding di Holywings

JAKARTA - Tinju nasional berduka. Satu petinju kebangaan Tanah Air, Hero Tito, tutup usia pada Kamis, 3 Maret.

Hero Tito meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta. Dia kritis akibat pembengkakan otak.

Cedera itu didapatnya saat bertanding melawan James Mokoginta dalam partai tambahan di Holywings Gatsu Club V, Jakarta, Minggu, 27 Februari lalu.

Hero Tito terkena pukulan telak pada ronde ketujuh dan tak bisa melanjutkan pertandingan. Duel yang seharusnya tidak dia mainkan.

Hero Tito sebenarnya punya rencana naik ring di Toowoomba, Brisbane, Australia pada 12 Maret 2022. Rosa Kusuma, penata tanding yang mengatur rencana pertandingan Hero di Brisbane, sudah mengingatkan sang petinju untuk tidak bertandingn melawan James.

"Tetapi dia bergeming, karena beralasan sedang perlu biaya untuk membangun rumahnya. Selain itu menurutnya pertandingan di Australia nanti hanya enam ronde, jadi dia anggap sebagai sesuatu yang tidak terlalu berat," ujar Rosa, kepada VOI.

"Bahkan Hero sebenarnya diminta oleh promotor pertandingan Brendan Smith untuk sebulan tinggal di Brisbane dan mempersiapkan diri," lanjutnya.

Menurut Rosa, Hero Tito akan dibayar 4000 dolar Australia (sekitar Rp42 juta) untuk pertandingan enam ronde yang seharusnya dia jalani pada 12 Maret tersebut. Bayaran yang terbilang besar untuk duel enam ronde.

"Jadi sebenarnya Heru tidak perlu nekat bertanding pada 27 Februari. Saya sudah menyarankan agar Heru tidak naik ring Minggu malam itu. Tetapi saya tidak bisa melarang karena saya bukan manajer dia," tutur Rosa.

Jenazah Hero Tito akan dibawa ke Malang untuk dimakamkan di sana. Saat ini, pihak keluarga tengah mengurus berkas kepulangan jenazah peraih juara nasional sebanyak 4 kali itu ke Malang, Jawa Timur.

"Sebelum pulang, jenazah akan disalati dulu ba'da magrib di sana. Mungkin datang di Malang besok pagi," kata perwakilan keluarga Hero Tito, Zulham A Mubarrok.