Laporan Intelijen AS Sebut Perlawanan Sengit Ukraina Bikin Invasi Rusia Tak Lagi Sesuai Jadwal

JAKARTA - Ukraina menepati janjinya memberi perlawanan sengit kepada Rusia. Dan itu juga yang membuat ada perubahann jadwal --kalau tak mau disebut kegagalan-- soal invasi Rusia ke Ukraina.

The Guardian Selasa 1 Maret mendapat bocoran briefing rahasia pemerintah AS yang dihadiri oleh senator AS Chris Murphy soal invasi Rusia. Katanya Invasi Rusia sudah terlambat dari jadwal berkat perlawanan lokal yang sengit serta kegagalan logistik.

Melihat belum berhasilnya Rusia menguasai Ukraina memang tidak bisa hanya satu sisi. Biar bagaimana, okestrasi dunia yang memberikan sanksi bak gelombang tsunami kepada Rusia pasti juga akan memukul negara itu secara tak langsung.

Yang terbaru adalalh sikap studio film Hollywood Disney dan Warner. Mereka sudah memutuskan hubungan dengan negara bagian Vladimir Putin.

The Walt Disney Co menghentikan rilis film teater di Rusia, dimulai dengan rilis Pixar yang akan datang, Turning Red.

Dalam beberapa jam, WarnerMedia mengatakan akan menghentikan rilis The Batman minggu ini di Rusia.

Kejatuhan rubel juga sudah menghantam sisi perekonomian Rusia. Warga Rusia mulai turun ke jalan dan mencoba menarik uang dari bank.

Rusia bisa saja akan segera menghadapi resesi yang parah.

"Saya akan memberi tahu mereka bahwa kita akan memasuki krisis yang belum pernah kita alami sebelumnya. Ini seperti terbang di pesawat tanpa mesin atau mesinnya terbakar," ujar seorang pengusaha Rusia.

Memang tak masuk akal jika membandingkan kekuatan militer Ukraina dengan Rusia. Namun menjadi kesalahan besar juga jika menilai kalau Ukraina tak mampu berbuat apa-apa seandainya perang pecah.

Perang panjang sudah membuat Ukraina memiliki setengah juga veteran berpengalaman tempur. Itu belum termasuk yang resmi maupun tak resmi.

"Tentara Rusia memiliki senjata dan peralatan teknis yang lebih baik daripada kami. Jadi kami mungkin kalah dalam pertempuran. Tetapi mereka tidak akan pernah bisa memenangkan negara jika rakyat Ukraina termotivasi," kata Serhiy Kryvonos, pensiunan jenderal pasukan khusus dan mantan wakil sekretaris dewan keamanan dan pertahanan nasional seperti dilansir dari The Guardian, Rabu 23 Februari.

Kryvonos sudah berkeliling negara ini. Bertemu dengan banyak veteran untuk mengorganisir pelatihan senjata dan mempersiapkan pemberontakan rakyat jika sewaktu-waktu Rusia menyerang.

Dan dia mengambil contoh apa yang terjadi pada Afghanistan.

Dunia terhenyak ketika tiba-tiba kelompok Taliban berhasil menguasai setiap inci negara tersebut. Padahal di belakang Afghanistan, ada banyak negara-negara dengan kekuatan militer yang secara hitungan kertas bukanlah lawan untuk Taliban.

"Lihatlah pengalaman Afghanistan. Itu tidak bisa dipegang oleh Uni Soviet, oleh AS, oleh Inggris,” katanya.

Meski begitu, pasukan Rusia memang terus merangsek masuk menuju Kyiv. Maxar Technologies lewat citra setelitnya bilang terlihat konvoi besar kendaraan militer Rusia sepanjang 40+ mil meliuk-liuk di sepanjang jalan raya barat laut Kyiv.

Sangat mudah untuk melacak dari mana ratusan tank, artileri derek, kendaraan lapis baja dan kendaraan logistik itu berasal.

Di Ukraina, barat laut Kyiv, semua jalan menuju ke Belarus. Jalan raya dan jembatan di Chernobyl - kota, bukan reaktor nuklir yang gagal - berakhir di Belarus. Setiap jalan utama lainnya di barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, berakhir di Belarus, yang berbatasan dengan Ukraina utara.

Penumpukan pasukan Rusia: Selama berminggu-minggu sebelum invasi ke Ukraina, Rusia mengumpulkan pasukannya di Belarus.

Faktanya, citra satelit tambahan dari Maxar menunjukkan bahwa Rusia terus meningkatkan jumlah kendaraan militer, kekuatan udara, dan persenjataan di Belarus. Dari kota Brest di timur negara itu, hingga Gomel di barat, pasukan Rusia terus bermunculan di pangkalan udara, di kota-kota dan bahkan di ladang melalui citra satelit dan media sosial.