Kasus Aktif COVID di Jakarta Memang Turun, Tapi Dinkes Curiga Pelacakannya Sedikit
JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama menyebut, saat ini kasus aktif COVID-19 di Jakarta menurun lebih dari 20 ribu kasus dalam sepekan terakhir.
"Sekarang kasus aktif memang turun. Terakhir di sekitar 90 ribu, sekarang sudah di 57 ribu. trennya cenderung landai," kata Ngabila dalam diskusi virtual, Jumat, 25 Februari.
Ngabila menyebut ada potensi penyebaran COVID-19 di Jakarta menurun. Namun, Ngabila mengaku pihaknya juga mencurigai ada penurunan angka pelacakan kontak erat dari kasus yang terkonfirmasi atau surveilans saat ini.
Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan DKI akan meningkatkan upaya pelacakan kasus, pemeriksaan, hingga perawatan kasus COVID-19.
"Ada kemungkinan penurunan. tapi tetap yang namanya surveilans hal yang baik baik saja dicurigai tidak baik baik saja. Karenanya, kami harus tetap meningkatkan tracing treatment, kemampuan pelacakan," ungkap dia.
Seiring dengan hal itu, persentase kasus positif dari jumlah pemeriksaan spesimen atau positivity rate juga menurun 11 persen sepekan terakhir. Meski demikian, angka ini masih berada di atas batas wajar yang direkomendasikan WHO.
"Positivity rate sempat menginjak di 25 persen. Saat ini sudah di kisaran 14 persen, tapi masih di atas 5 persen sebagai standar dari WHO," tutur Ngabila.
"Ini yang masih menjadi perhatian bagi kita semua. Artinya missing cases di lapangan ini masih cukup tinggi," lanjutnya.
Baca juga:
Meski demikian, Ngabila mengungkapkan bahwa angka kematian kasus COVID-19 di Jakarta belum menurun dan justru cenderung meningkat. Pekan lalu, persentase kematian berada pada angka 0,25 persen dan pekan ini meningkat menjadi 0,4 persen.
"Angka kematian ini menjadi warning sign bahwa warga ini kadang-kadang ada yang masih mau isolasi di rumah. Padahal dia termasuk lansia dan komorbid," imbuhnya.