Dirut BCA Jahja Setiaatmadja: Saat Ini ART dan Ibu-Ibu Lebih Suka Belanja Online Ketimbang di Supermarket
JAKARTA - Pandemi COVID-19 bikin belanja online semakin digemari oleh masyarakat. Hal tersebut diakui oleh Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja.
Hadirnya COVID-19 di Tanah Air, menurut Jahja, membuat orang lebih sering melakukan kegiatan di rumah. Mulai dari bekerja di rumah atau work from home hingga belanja dari rumah alias belanja online.
"Bahkan orang-oraang tua sekarang banyak belanja online, tadinya lebih senang ke mal, ke department store, mau enggak mau kan stay at home mereka belajar download aplikasi, e-commerce," kata Jahja dalam konferensi pers secara virtual, Kamis 24 Februari kemarin.
Menariknya, kata Jahja, fenomena belanja online ini dialami semua kalangan termasuk asisten rumah tangga (ART). Jika dulu ART belanja dengan bosnya di supermarket, kini mereka hanya menggunakan e-commerce.
"Biasanya pembantu sama nyonya belanja di supermarket, kalau sekarang mereka bisa membandingkan harga barang dari platform A, B, dan seterusnya, Tentunya ini jadi fun," ujarnya.
Baca juga:
- Berbicara di Depan Direksi BCA, Investor Kawakan Lo Kheng Hong Mengaku Ogah Beli Saham Bank Digital: Ibarat Beli Bajaj Dijual Harga Mercy
- Bank Milik Konglomerat Hartono Bersaudara Bakal Gelar Rapat Pemegang Saham, Bahas Dividen Hingga Pergantian Direksi
- 'That's My Dream!' kata Presdir BCA Jahja Setiaatmadja Mengomentari Laba Bank yang Dikendalikan Konglomerat Hartono Bersaudara Ini Mencapai Rp31,4 Triliun
Peningkatan belanja online ini juga berpengaruh terhadap penggunaan internet banking dan mobile banking. Menurut Jahja, saat ini mobile banking sudah banyak digunakan terlebih adanya fitur lifestyle yang memudahkan nasabah.
"Ini jadi suatu hal, fenomena baru, sehingga BCA ada internet banking, mobile banking sudah banyak sekali yang pakai," ucapnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi digital banking pada tahun 2021 mencapai Rp39.841,4 triliun atau tumbuh 45,64 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Transaksi digital banking diproyeksikan akan tumbuh 24,83 persen mencapai Rp49.733,8 triliun pada 2022.