Gokil! Perang Rusia vs Ukraina Bikin IHSG Rabu Sesi I Anjlok 1,63 Persen

JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) tiba-tiba saja anjlok tajam 1,63 persen atau 112,61 poin ke 6.807,44 pada akhir sesi I perdagangan Rabu 24 Februari.

Sebanyak 501 saham melemah, 81 saham hijau dan 89 saham diperdagangkan staganan. IHSG bergerak di kisaran 6.782,36 - 6.929,91 sepanjang perdagangan. Namun, investor asing masih membukukan net buy Rp669,73 miliar.

Pergerakan IHSG dan bursa Asia tak lepas dari ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Mengutip Bloomberg, Pasukan Rusia menyerang kota-kota di seluruh Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi yang bertujuan untuk demiliterisasi negara itu, mendorong menteri luar negeri Ukraina untuk memperingatkan invasi skala penuh.

Dalam pidato yang disiarkan secara nasional Kamis pagi, Putin mengimbau tentara Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan pulang. Dia mengatakan Rusia tidak berencana untuk menduduki tetangga selatannya, tetapi Rusia harus "mempertahankan diri dari mereka yang menyandera Ukraina", merujuk ke AS dan sekutunya yang telah melewati garis merah Rusia dengan perluasan aliansi NATO.

Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperingatkan serangan rudal di Kyiv, dan mendesak warga untuk bersembunyi di tempat penampungan.

"Ini adalah perang agresi," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam sebuah tweet.

"Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang," imbuhnya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut langkah itu serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia dan mengatakan dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia.

Biden menambahkan bahwa dia akan bertemu dengan sekutunya di Kelompok Tujuh pada hari Kamis dan kemudian berbicara dengan rakyat Amerika untuk mengumumkan hukuman lebih lanjut yang akan ditempatkan di Moskow.

"Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

"Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta Sekutu dan mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas," tambahnya.