Gubsu Edy Ingin Pasien COVID-19 Masuk Isolasi Terpusat karena Isoman Berpotensi Sebabkan Klaster Keluarga
MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menginstruksikan kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk meminimalisir metode isolasi mandiri (isoman) bagi warga yang terpapar COVID-19.
Hal itu disampaikannya saat membuka kembali pusat layanan isolasi terpusat (Isoter) di Asrama Haji, Medan, Senin, 21 Februari. Gubsu Edy mengatakan, warga Sumatera Utara yang terpapar COVID-19 agar dijemput dan menjalani perawatan di tempat Isoter yang disediakan oleh pemerintah.
Gubsu Edy menjelaskan pembukaan Isoter dilakukan agar tidak lagi pemberlakuan isoman. Menurutnya, pemberlakuan isolasi mandiri tidak efektif.
"Dia terkena COVID, dia melakukan isoman, rumahnya tidak siap. Jadi satu dengan keluarga dan anak, obat tidak bisa terjangkau oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas, segalanya ini sangat sulit," kata Gubsu Edy.
Sementara, saat ini data yang menjalani isolasi mandiri mencapai 14.500 orang. Sedangkan yang menjalani isolasi terpusat hanya 400 orang.
Hal ini menurutnya menjadi pemicu meningkatnya penyebaran COVID-19 klaster keluarga. Karena itu, untuk melaksanakan Isoter, Gubsu Edy meminta semua aparat turut memantau kondisi masyarakat.
"Untuk aparat kesehatan semua monitor, TNI dan Satgas, Babinsa, monitor. Ada yang terpapar informasikan, Kadis Kesehatan jemput pakai ambulans. Yang menjemput juga jangan sembarangan, gunakan APD, keselamatan kalian yang utama baru kalian membantu yang lain," ujarnya.
Baca juga:
Gubsu Edy berharap kebijakan ini juga dilakukan di seluruh pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Utara. Dia mendesak, agar mempersiapkan tempat isolasi terpusat pada daerah masing-masing.
"Kalau ini penuh, sudah kita siapkan yang lain, karena ini prioritas isoter. Ke depan pelan-pelan isoman ditiadakan," pungkasnya.