Menkeu Sri Mulyani Ajak Negara G20 Berada di Garis Depan Penguatan Arsitektur Kesehatan Global
JAKARTA – Pemimpin keuangan G20 sepakat untuk memperkuat kerja sama global dalam mengatasi kondisi pandemi dan mempersiapkan diri atas kejadian serupa di masa depan. Langkah tersebut dilakukan mengingat kapasitas dalam mengatasi ancaman kesehatan sangat bervariasi di seluruh negara.
Demikian komitmen yang dihasilkan dalam pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) yang dilangsungkan secara hybrid dari Jakarta.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan G20 harus berada di garis depan dalam proses penguatan arsitektur kesehatan global.
“Diperlukan komitmen yang kuat dan investasi yang lebih besar dari sebelumnya untuk mengatasi pandemi saat ini dan memitigasi dampaknya dengan mobilisasi sumber daya kesehatan,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 18 Februari.
Menurut Menkeu, salah satu kesenjangan yang saat ini masih ditemui dalam arsitektur kesehatan global adalah masalah pembiayaan. Oleh sebab itu, sambung dia, kehadiran Gugus Tugas Gabungan Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan negara-negara G20 (Joint Finance and Health Task Force/ JFHTF) diharapkan bisa membangun fasilitas pembiayaan secara inklusif.
“Krisis pandemi COVID-19 telah menunjukkan pentingnya kebutuhan aliran pendanaan internasional. Namun demikian, untuk mendapatkan hal tersebut dibutuhkan assessment atas kesenjangan pembiayaan yang solid dengan melibatkan berbagai pihak,” tegasnya.
Baca juga:
Indonesia melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti tiga prioritas untuk mencapai arsitektur kesehatan global yang lebih kuat. Pertama, meningkatkan ketahanan kesehatan global.
Kedua, menyelaraskan standar protokol kesehatan global, dan ketiga adalah redistribusi pusat manufaktur dan pusat penelitian global untuk mengurangi kerentanan kesehatan di masa depan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyampaikan bahwa G20 ingin komunitas global untuk bersatu dan bertindak bersama serta memastikan tidak ada negara yang tertinggal.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa penguatan sistem kesehatan global dengan mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan menjadi bagian krusial dari exit strategy menuju Recover Together dan Recover Stronger.
“Dengan begitu Presidency G20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong agenda ini dapat memberikan hasil yang konkrit pada 2022,” katanya.