Tuding Pasukan Ukraina Lancarkan Serangan dengan Senjata Berat, Pemberontak Pro-Rusia: Langgar Gencatan Senjata

JAKARTA - Separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur menuduh pasukan pemerintah pada Hari Kamis, melepaskan tembakan ke wilayah mereka empat kali dalam 24 jam terakhir, mengatakan mereka mencoba untuk memastikan apakah ada orang yang terluka atau terbunuh.

Tidak segera jelas seberapa serius insiden itu dan tidak ada reaksi langsung dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), yang telah memantau situasi di Ukraina timur, tetapi telah menarik beberapa pemantaunya dalam beberapa hari terakhir.

Pernyataan tentang penembakan dibuat dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh perwakilan dari Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri. Dikatakan pasukan Ukraina telah menggunakan mortir, peluncur granat dan senapan mesin dalam empat insiden terpisah pada Hari Kamis.

"Angkatan bersenjata Ukraina telah secara kasar melanggar gencatan senjata, menggunakan senjata berat, yang menurut Perjanjian Minsk, harus ditarik," kata separatis dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 17 Februari.

Sementara, militer Ukraina membantah tuduhan separatis, bahwa pasukan pemerintah telah menyerang, dengan mengatakan pemberontaklah yang menembaki militer Ukraina.

Insiden seperti itu telah terjadi berkali-kali selama delapan tahun terakhir, tetapi bentrokan ini terjadi setelah Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, sambil menuntut agar NATO berjanji untuk tidak menerima Ukraina sebagai anggota.

Diketahui, negara-negara Barat telah mengancam Rusia dengan sanksi baru, jika Negeri Beruang Merah menyerang Ukraina. Rusia menjawab tuduhan tersebut dengan membantah merencanakan serangan apa pun.

Setiap eskalasi dalam konflik selama bertahun-tahun antara separatis yang didukung Rusia, yang merebut petak wilayah di Ukraina timur pada tahun 2014, dapat memicu ketegangan antara Rusia dan Barat.

Badan-badan intelijen AS mengatakan bulan ini bahwa mereka yakin Rusia mungkin membuat dalih untuk invasi ke Ukraina, mungkin dengan memproduksi video yang menunjukkan serangan bertahap. Rusia menepis itu.

Sementara, Rusia mengatakan minggu ini pihaknya menarik kembali beberapa pasukan dari daerah yang berdekatan dengan Ukraina setelah latihan berakhir tetapi Kyiv mengatakan tidak melihat bukti itu dan Amerika Serikat mengatakan pihaknya menduga Moskow sebenarnya telah meningkatkan kehadirannya sebanyak 7.000 tentara.