Terima Audiensi Bank Dunia, Menko Airlangga Sebut Dapat Dukungan untuk Pulihkan Ekonomi

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan resmi perwakilan Bank Dunia di kantornya.

Disebutkan Airlangga jika lembaga keuangan internasional itu berdiskusi tentang prioritas program pemerintah pada masa pandemi dan dukungan Bank Dunia terhadap Kemenko Perekonomian dalam pemulihan ekonomi nasional.

“Bank Dunia menyampaikan bahwa koordinasi antara pembuat kebijakan kesehatan dan keuangan, lembaga keuangan keuangan multilateral, dan lembaga kesehatan global perlu ditingkatkan. Pendekatan multilateral untuk pembiayaan imunisasi ekstensif sebagai global public goods berdasarkan kolaborasi multi sektor domestik dan internasional juga perlu diperkuat,” katanya dalam keterangan pers, Jumat, 11 Februari.

Menurut Airlangga, situasi saat ini memerlukan pembiayaan Pandemic PPR (prevention, preparedness, and response) yang lebih memadai, berkelanjutan, dan terkoordinasi.

“Kami juga membahas terkait dengan kontribusi G20 terhadap mekanisme global pooling resources, termasuk teknikal, finansial, dan keahlian yang dapat diakses oleh seluruh negara, terutama low income countries pada pra, selama, dan pasca krisis kesehatan,” tuturnya.

Selain itu, Airlangga juga mendiskusikan perihal transisi energi melalui perdagangan karbon dan Energy Transition Mechanism (ETM) yang adil dan terjangkau tanpa memberi beban yang terlalu berat bagi masyarakat, industri, dan keuangan negara.

Untuk hal tersebut, pemerintah Indonesia disebutnya telah bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dengan meluncurkan ETM dari batu bara ke energi terbarukan.

“Dalam skema ETM ini, ADB dan pemerintah bersama-sama mengadakan studi kelayakan secara menyeluruh yang berfokus pada model bisnis yang optimal dengan memanfaatkan modal komersial, pemerintah donor, dan filantropis untuk peralihan menuju dekarbonisasi,” jelas dia.

Menko Airlangga berharap ada model transisi energi yang dapat dijadikan percontohan sehingga dapat direplika untuk menarik investor agar dapat turut berpartisipasi dalam skema transisi energi ini.

Adapun, terkait dengan G20 Joint Finance Health Task Force, Task Force yang dipimpin bersama oleh Indonesia dan Italia, dibantu oleh Sekretariat di WHO dan didukung oleh Bank Dunia.

“Oleh karena itu, Bank Dunia diharapkan dapat menyusun policy tentang bagaimana mengembangkan mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan untuk kesehatan global,” tegas Airlangga.