Pemprov DKI Tambah Tempat Tidur COVID-19 Hingga 22 Ribu, Lebih Banyak dari Lonjakan Delta
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan pihaknya akan menambah jumlah tempat tidur perawatan maupun isolasi pasien COVID-19 hingga 22 ribu tempat tidur.
Jumlah penambahan tempat tidur di 140 rumah sakit rujukan COVID-19 ini lebih banyak dari penambahan tempat tidur saat terjadi lonjakan kasus akibat penyebaran varian Delta pada pertengahan tahun 2021.
"Kemarin kan kita 11 ribu (tempat tidur) siap. Kita bahkan akan mempersiapkan sampai 22 ribu, insyaallah. kalau memang dibutuhkan, kita siap," kata Riza di Balai Kota DKI, Senin, 7 Februari.
Riza menuturkan, saat ini keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) COVID-19 di Jakarta telah terisi 63 persen.
Dari 5.518 tempat tidur isolasi yang disediakan saat ini, sudah terpakai 3.631 tempat tidur. Sementara, saat ini tempat tidur ICU telah terpakai 254 dari 740 yang disediakan.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut saat ini kasus harian COVID-19 di tengah penyebaran varian Omicron sudah lebih tinggi dari puncak kasus harian saat penyebaran varian Delta.
Pada tanggal 6 Februari lalu, kasus baru harian di Jakarta sebanyak 15.825 kasus. Angka ini lebih tinggi dibanding puncak kasus baru pada Juli 2021 yaitu 14.619 kasus.
"Jadi, kemarin angka kasus COVID-19 harian sudah melampaui puncak kasus harian di bulan Juli. Ini artinya penularan sangat cepat," ujar Anies.
Baca juga:
Meski demikian, Anies meminta warganya untuk tidak panik. Sebab, meskipun keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta sudah mencapai 60 persen, mayoritas pasien bergejala ringan dan tanpa gejala.
Berdasarkan data Pemprov DKI, pasien COVID-19 yang memiliki gejala berat dan sedang hanya 12 persen. Sementara, 48 persennya merupakan gejala ringan dan tanpa gejala yang sebenarnga tak perlu dirawat di rumah sakit.
"Memang penularannya tinggi tapi tingkat keparahannya itu tidak tinggi. Nah, tidak perlu panik. Artinya, bila terpapar positif, maka lihat gejalanya," ungkap Anies.