Pertumbuhan Ekonomi RI Konservatif, Jajaran Sri Mulyani Bandingkan dengan Filipina, Meksiko, Hingga Jerman yang Belum Pulih

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespon laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang 2021 tercatat sebesar 3,69 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menganggap bahwa level yang dicapai sejalan dengan outlook pemerintah.

“Keberhasilan pengendalian pandemi, partisipasi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi, efektivitas kebijakan stimulus fiskal oleh pemerintah serta sinergi yang baik antar otoritas dalam menjaga stabilitas dan percepatan pemulihan ekonomi menjadi faktor utama terjaganya keberlanjutan pemulihan,” ujarnya dalam keterangan, Senin, 7 Februari.

Menurut Febrio, produk domestik bruto (PDB) 2021 berhasil melampaui level periode prapandemi. Katanya, bukuan tersebut adalah prestasi tersendiri.

“Masih banyak perekonomian yang belum mampu kembali ke kapasitas sebelum pandemi, seperti Filipina, Mexico, Jerman, Perancis, dan Italia,” tuturnya.

Febrio menambahkan, dengan pertumbuhan ekonomi ini juga, tingkat PDB per kapita Indonesia berhasil naik dari 57,3 di 2020 ke 62,2 juta rupiah di periode 2021 atau naik 8,6 persen dengan 4.349,5 dolar AS.

“Melalui pencapaian ini dan klasifikasi Bank Dunia terakhir (2020), Indonesia diperkirakan kembali masuk ke kelompok Upper-Middle Income Countries pada 2021,” tegas dia.

Lebih lanjut, jajaran Sri Mulyani itu menjelaskan Kementerian keuangan telah dapat mengarahkan APBN yang fleksibel dan responsif selama pandemi mampu menjaga keberlanjutan laju pemulihan ekonomi pada tahun lalu.

“Pandemi COVID-19 yang sangat dinamis sepanjang 2021, khususnya terkait munculnya gelombang Delta, mampu direspon dengan cepat oleh pemerintah melalui kebijakan refocusing APBN,” katanya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi 2021 yang sebesar 3,69 persen berada di bawah level yang telah ditargetkan sebelumnya, yakni 3,7 persen sampai 4,5 persen