Utang Indonesia Membengkak, Sri Mulyani: Kita Masih Lebih Baik dibanding AS dan China
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Instagram @smindrawati)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah memastikan bahwa meskipun defisit anggaran pendapatan dan belanja nasional (APBN) melebar, utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya. Hal ini dikarenakan pelebaran defisit fiskal pada 2020 masih terjaga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kenaikan utang terjadi diseluruh negara. Hal ini karena banyak negara memperlebar defisit anggaran, termasuk negara yang selama ini menerapkan defisit secara hati-hati.

Pada tahun 2020 defisit yang dialami Indonesia mencapai 6,3 persen, hal ini akan membuat rasio utang Indonesia naik mencapai 38,5 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 30,5 persen.

Namun, kata Sri Mulyani, utang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan Jepang, Italia dan Amerika Serikat yang kenaikannya sudah mencapai 100 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Serta utang Indonesia masih lebih terkendali dibandingkan China yang kenaikannya sudah 60 persen.

"Jepang rasio utangnya tembus 266,2 persen dari PDB. Jerman saja utangnya sudah tembus 73 persen dari PDB. Lalu China utangnya mencapai 61,7 persen dan Thailand utangnya mencapai 50,4 persen," katanya, dalam Konferensi APBN Laporan Periode Realisasi September, Senin, 19 Oktober.

Kenaikan utang, kata Sri Mulyani, juga terjadi di negara yang sangat konservatif mengenai utang. Contohnya Jerman yang mengalami kenaikan utang dari 59,5 persen terhadap PDB pada 2019 menjadi 73,3 persen pada 2020. Hal ini terjadi karena anggaran negara tersebut berubah dari surplus 1,5 persen di 2019 menjadi defisit minus 8,2 persen di tahun ini.

Bendahara negara ini mengatakan, tingkat utang publik Indonesia masih tetap terjaga dan rendah dari negara lain. Hal ini seiring adanya pemulihan ekonomi yang sudah terlihat nantinya pada akhir tahun 2020.

"Utang masih tetap terjaga dengan penambahan utang yang masih minimal," jelasnya.

Sri mengatakan, tahun 2021 utang Indonesia dipatok sebesar 41,8 persen terhadap PDB. Akan tetapi, defisit tetap diturunkan menjadi minus 5,5 persen.

"Kami sudah melihat ada pemulihan ekonomi," katanya.

Berikut daftar proyeksi rasio utang terhadap PDB berbagai negara dari 2019 ke 2020:

1. Jepang: 238,0 persen menjadi 266,2 persen.

2. Italia: 134,8 persen menjadi 161,8 persen.

3. Amerika Serikat (AS): 108,7 persen menjadi 131,2 persen.

4. Prancis: 98,1 persen menjadi 118,7 persen.

5. Kanada: 88,6 persen menjadi 114,6 persen.

6. Inggris: 85,4 persen menjadi 108 persen

7. India: 72,3 persen menjadi 89,3 persen.

8. Jerman: 59,5 persen menjadi 73,3 persen.

9. Malaysia: 57,2 persen menjadi 67,6 persen.

10. China: 52,6 persen menjadi 61,7 persen.

11. Thailand: 41,1 persen menjadi 50,4 persen.

12. Filipina: 37 persen menjadi 48,9 persen.

13. Indonesia: 30,5 persen menjadi 38,5 persen.