Spetsnaz Akan Menjadi Kunci Sukses Rusia Jika Terjadi Perang Melawan Ukraina
JAKARTA - Spetsnaz menjadi nama yang banyak disebutkan dalam pemberitaan pada pekan ini, mengiringi krisis politik yang sedang melanda Rusia-Ukraina. Spetsnaz tidak lain adalah sebutan untuk unit pasukan khusus Rusia, yang disebutkan sangat andal dalam bidang intelijen dan penyerangan.
Sekjen North Atlantic Treaty Organization (NATO), Jens Stoltenberg mengatakan pada Kamis 3 Februari 2022 bahwa Rusia menyertakan unit khusus Spetsnaz dalam pengerahan 30 ribu pasukan ke Belarusia. Pengerahan pasukan sebanyak itu merupakan yang terbesar pernah dilakukan Rusia sejak berakhirnya Perang Dingin.
“Semua itu kan digabungkan dengan latihan kekuatan nuklir tahunan Rusia,” kata Stoltenberg dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
Koran Daily Mail menyebutkan bahwa Rusia menyelipkan unit Spetsnaz sebanyak dua batalyon (sekitar 1500-2000 pasukan), mengangkut mereka dengan kereta api ke perbatasan Belarusia-Ukraina. Batalyon tambahan Spetsnaz ini akan melapis 5000 pasukan sejenis yang sudah menempati pos tetap di Belarusia, negara yang berada di sebelah utara Ukraina. Belarusia merupakan sekutu dekat Rusia dalam bidang ekonomi dan politik.
Sebagai pasukan infanteri, Spetsnaz diyakini bakal menjadi ujung tombak Rusia jika memang menyerang Ukraina. Pasukan khusus ini lihai dalam penyusupan ke garis pertahanan musuh, melakukan sabotase, hingga misi pembunuhan.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia memiliki alasan kuat untuk mengerahkan kekuatan pasukan secara besar-besaran di perbatasan dengan Ukraina.
“Secara de facto Amerika Serikat terus meningkatkan ketegangan di Eropa. Berdasarkan bukti itulah, kami bangsa Rusia memiliki alasan untuk khawatir,” ujar Peskov seperti dilansir TASS.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan bahwa unit Spetsnaz sebenarnya sudah ada di Ukraina sejak krisis Semenanjung Krimea memanas tahun 2014. Saat ini jumlah unit khusus tersebut bertambah, menyokong personel yang sudah lama menempati pos di Ukraina.
“Setiap upaya untuk melintasi batas Ukraina, entah sedikit atau banyak orang, akan dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan, invasi, dan melawan hukum internasional. Kita tidak bisa bertindak setengah-setengah, hanya ada kata ya atau tidak,” kata Wallace seperti dikutip The Mirror.
Inggris memberikan bantuan ribuan misil antitank NLAW (Next generation Light Anti-tank Weapon) kepada pasukan Ukraina, untuk mengimbangi kekuatan pasukan Rusia. Inggris juga mengirimkan 100 instruktur militer untuk melatih pasukan Ukraina menggunakan NLAW.
Ide Awal Pembentukan
Spetsnaz merupakan singkatan dari spetesialnoe naznachenie, yang berarti “tugas khusus”. Konsep Spetsnaz berawal dari Perang Dunia I, yaitu pasukan elit unit pengintai yang ditugasi beroperasi di garis belakang musuh untuk membuat kekacauan.
Di masa awal, mereka hanya berkekuatan 300 orang yang mayoritas berasal dari etnis Kosak. Pasukan khusus ini mampu berbicara dalam berbagai bahasa untuk menginterogasi tahanan, dan menyandang senapan buatan Jerman agar lebih berbaur dengan musuh.
Dikutip dari GlobalSecurity.org, pada tahun 1952 penguasa Uni Soviet, Joseph Stalin memberi tugas khusus kepada pasukan elit Kosak ini untuk menyabotase kekuatan nuklir musuh. Tahun 1962 Uni Soviet sudah memiliki lima batalyon Spetsnaz. Tahun 1974 Spetsnaz resmi dibentuk.
Tahun 1979 tuga-tugas Spetsnaz diperluas, melingkupi: sabotase, serangan terhadap instalasi vital militer, pembangkit listrik, pangkalan udara, sampai pembunuhan terhadap pemimpin atau komandan musuh. Pada era modern Spetsnaz berperan besar pada invasi Rusia di Afghanistan, perang Suriah, perang menghadapi pemberontak Chechen di Chechnya, sampai operasi kontra terorisme pembebasan sandera di Theater Moskow dan penyanderaan murid-murid sekolah di Beslan, Republik Ossetia.
Untuk terpilih menjadi bagian pasukan Spetsnaz, seorang kandidat harus memiliki kemampuan komplet mulai terjun payung, mendaki gunung, jelajah rimba, kontra terorisme, sampai keahlian soal bahan peledak. Dari setiap perekrutan pasukan Spetsnaz, rata-rata hanya 5-10 persen kandidat yang lolos seleksi. Spetsnaz dapat melekat dalam setiap bentuk institusi di Republik Federasi Rusia.
Pada serbuan ke Semanjung Krimea pada 2014, Spetsnaz lah yang memainkan peran utama dalam penaklukkan pasukan Ukraina, pengambilalihan parlemen, pemilihan perdana menteri, dan infiltrasi markas besar militer Ukraina. Presiden Vladimir Putin menyebut para anggota Spetsnaz ini sebagai “orang-orang atau pasukan yang sopan”. Pasukan Spetsnaz tidak memakai lencana apapun di seragam mereka, serta selalu mengenakan topeng hitam untuk menyembunyikan identitas.
Tugas Utama di Ukraina Saat Ini
Menurut pengamat militer asal AS, Brent Eastwood, kehadiran Spetsnaz di Ukraina saat ini punya tugas yang tidak jauh berbeda dengan saat pasukan elit Rusia itu berperan dalam konflik Semenanjung Krimea. Satu tugas yang paling ditakuti adalah pembunuhan pemimpin politik sipil, bisa Presiden Ukraina atau siapapun yang berperan besar terhadap keputusan politik di negara itu. Jika itu terjadi, moral dan tekad Ukraina untuk melawan hegemoni Rusia bakal terkuras habis.
Spetsnaz juga bisa melatih para gerilyawan separatis pro Rusia untuk berperang di garis belakang. Para pemimpin militer Ukraina juga pasti akan menjadi target bidikan Spetsnaz untuk dieliminasi. Namun misi utama Spetsnaz dalam jangka waktu dekat ini bisa jadi berupa pengintaian, untuk memberikan informasi rinci kepada pasukan infanteri, artileri, unit lapis baja, dan angkatan udara.
Dalam beberapa bulan ke depan, Rusia akan sangat bergantung pada unit khusus Spetsnaz. Keputusan untuk menyerang Ukraina atau tidak, akan sangat bergantung pada masukan dari unit khusus tersebut. Rusia memiliki Spetsnaz, salah satu pasukan khusus terbaik di Eropa. Ketepatan pantauan mereka terhadap perkembangan terkini di Ukraina, akan melipatgandakan kesuksesan Rusia dalam perang konvensional maupun inkonvensional.
Baca juga:
- NATO Sebut Rusia Kirim Pasukan Khusus Spetsnaz hingga Rudal Iskander, Kremlin: AS Tingkatkan Ketegangan di Eropa
- NATO Tuduh Rusia Siap Serang Ukraina, Kremlin: Itu Dibuat-buat dan Tidak Logis
- Ancaman Perang Vladimir Putin Seperti Bukan Masalah Serius Bagi Presiden Ukraina,Volodymyr Zelensky
- Ketua Kepala Staf Gabungannya Ingatkan Risiko Mengerikan, Presiden Biden Sebut Bakal Kirim Pasukan AS ke Eropa Timur