Meski Kasus COVID-19 Meningkat, PT LIB Belum Terpikir Pindahkan Liga 1 dari Bali
JAKARTA - PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengatakan seri keempat Liga 1 2022 masih akan tetap diselenggarakan di Bali. Pihak penyelenggara masih belum akan memindahkan venue laga meski saat ini kasus COVID-19 tengah meningkat.
Hal tersebut diungkap oleh Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno saat konferensi pers daring, Rabu, 2 Februari. Dalam kesempatan itu ia memilih untuk fokus memutus mata rantai penyebaran dibanding memindahkan lokasi di tengah berlangsungnya kompetisi.
"Sama halnya dengan cara kita memutus mata rantai di lingkungan klub. Kita tidak ingin memberi kontribusi penyebaran COVID-19. Belum ada pemikiran pindah (kompetisi) dari Bali," kata Sujarno.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, jumlah kasus positif harian per Selasa, 2 Februari adalah 715 kasus. Jumlah tersebut terbilang tinggi dibanding provinsi lainnya.
Pada saat yang sama, jumlah pemain dan ofisial tim di Liga 1 yang terkonfirmasi positif COVID-19 juga terus bertambah. Terbaru, laga PSM Makassar kontra Persib Bandung yang sejatinya digelar Rabu, 2 Februari pukul 19.15 WIB terpaksa ditunda.
Penundaan itu dilakukan berdasarkan hasil rapat darurat yang dilakukan PT LIB setelah mendapati hasil tes PCR yang dilakukan Persib hanya menyisakan 13 orang pemain yang siap tanding. Jumlah itu jelas berada di bawah standar yang ditentukan, yakni minimal tim bisa berlaga dengan 14 pemain.
VOIR éGALEMENT:
Selain laga Persib vs PSM, laga Persipura vs Madura United juga lebih dulu ditunda karena pemain terpapar COVID-19. Meski sudah dua laga yang terpaksa ditunda, tapi PT LIB menegaskan tak akan menunda seri keempat, apalagi sampai menghentikan kompetisi. Opsi yang digunakan adalah mengevaluasi per pertandingan.
"Kita bicara pertandingan ke pertandingan. Kita jalan kompetisi penuh sehingga apakah ada penundaan seri keempat? Kami evaluasi match per match dulu," ucap Sujarno saat jumpa pers virtual.
"Kita belum ke arah situ (menghentikan kompetisi). Kita ingin memutus mata rantai penyebaran. Caranya memperketat, bukan semi bubble lagi tapi full bubble. Sampai sekarang kita belum ada rencana penghentian," tandasnya.