Gus Miftah Sebut Wasiat Melanggar Syariat Tidak Harus Dilakukan, Dorce Memilih Hormat pada Buya Yahya

JAKARTA - Gus Miftah secara tegas menjelaskan syariat Islam tentang pemakaman jenazah sesuai dengan jenis kelamin Dorce Gamalama sejak lahir. Dorce Gamalama memberi wasiat kuburannya nanti berada di dekat rumahnya, di samping masjid dekat rumah di kawasan Lubang Buaya. Dorce Gamalama berharap ingin dimakamkan sebagai seorang perempuan.

Tokoh Ulama Nahdatul Ulama (NU) KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disapa Gus Miftah menanggapi keinginan pembawa acara Dorce Gamalama untuk dimakamkan sebagai perempuan.

Diketahui, Dorce Gamalama lahir sebagai laki-laki dan melakukan operasi pergantian kelamin pada tahun 1983. Baru-baru ini, dia menyampaikan keinginannya untuk dimakamkan sebagai perempuan.

Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah menjelaskan bahwa pemakaman Dorce Gamalama sebaiknya tetap dimakamkan sebagai laki-laki sesuai kodrat asalnya saat dia dilahirkan.

"Yang saya tahu beliau ini terlahir sebagai laki-laki kemudian dioperasi menjadi perempuan. Kalau kondisi seperti ini, secara fiqih dia tetap laki-laki. Artinya, sepanjang yang saya tahu, pemakamannya tentu kembali ke kodrat asal saat dia dilahirkan," jelas Gus Miftah dikutip dari ANTARA, Rabu, 2 Januari.

"Jadi kalau beliau dilahirkan dalam keadaan laki-laki, seyogyanya dimakamkannya juga secara laki-laki," tegas dia.

Beda halnya dengan kasus mantan atlet voli wanita Aprilia Manganang yang beberapa waktu lalu dinyatakan berjenis kelamin laki-laki, Gus Miftah mengatakan sang mantan atlet itu dapat dimakamkan secara laki-laki karena memiliki dasar kuat dari segi medis.

"Jadi memang dalam surat Al-Hujarat itu Allah menciptakan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Di fiqih, ada jenis kelamin ketiga namanya khunsa, orang yang dalam tanda kutip berjenis kelamin dua. Nah, dia mau dijadikan perempuan atau laki-laki itu harus melalui analisa medis," kata Gus Miftah.

"Tadinya kan (Aprilia Manganang) perempuan, setelah dianalisa secara medis ternyata laki-laki. Jadi kalau memang dia cenderungnya perempuan, maka alat kelamin laki-lakinya dihilangkan tentunya dengan rekomendasi medis," lanjut dia.

Gus Miftah juga menegaskan bahwa meskipun seseorang berwasiat untuk dimakamkan secara perempuan padahal kodratnya adalah laki-laki, wasiat tersebut tidak harus dilakukan karena melanggar syariat.

"Wasiat itu harus dilakukan jika ada kebaikan di dalamnya. Tapi kalau melanggar syariat, melanggar perintah agama, tentunya tidak harus dilakukan," pungkasnya.

Selain Gus Miftah, Buya Yahya juga memberikan penjelasan nyaris sama. Namun, Buya meminta masyarakat tidak menghinakan Dorce. Buya Yahya juga memberikan komentar dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV.

“Seorang laki-laki yang lahir laki-laki, kemudian dirubah menjadi perempuan, hakikatnya dia tetap laki-laki. Cara merawat jenazahnya laki-laki, karena dia bukan perempuan sesungguhnya,” ucapnya dikutip Senin, 31 Januari.

Buya Yahya menegaskan Dorce Gamalama tetap layak dihormati. “Karena ada satu hal yang berbeda dalam dirinya yang perlu dibenahi, jadi jangan dibiasakan untuk mencaci maki atau mengolok-olok,” ujar Buya Yahya.

Mendengar penjelasan Buya, nampaknya Dorce lebih tenang. Tak seperti saat mendapat penjelasan dari Gus Miftah.

"Saya sangat hormat, hormat pada Buya Yahya. Dibanding dengna yang lain, Buya Yahya adalah ulama yang luar bisa yang penuh jiwa sosial, jiwa besar, yang tidak menjatuhkan orang, tidak mencaci orang, tidak menghujat orang. Terima kasih Buya Yahya," ujar Dorce dalam video yang diunggah di Instagram @dg_kcp dikutip Rabu, 2 Februari.

Dorce mengaku ikhlas bagaimanapun nanti jenazahnya akan diurus jika mati. "Orang sudah mulai banyak membicarakan kematian saya, seandainya saya meninggal, uruslah jenazah saya. Uruslah sesuai dengan kelamin yang saya miliki. Isnya Allah saya ikhlas," tutup Dorce Gamalama.