Erick Thohir Bawa Kabar Gembira, Dirinya Pastikan Akses Obat Murah Wujudkan Kemandirian Kesehatan Nasional
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir pastikan akses obat murah untuk rakyat dalam rangka mewujudkan kemandirian kesehatan nasional.
"Kemandirian kesehatan harus terjadi. Kita tidak anti-asing, tidak anti obat mahal, tetapi kita juga harus memastikan yang namanya akses obat murah kepada rakyat. Bagi mereka yang mampu membeli obat mahal silakan, namun tidak bisa disamaratakan ketika rakyat yang tidak mampu harus disamakan dengan mereka yang mampu," ujar Erick Thohir dalam peringatan HUT RS Husada Ke-97, dikutip dari Antara, Jumat 28 Januari.
Menteri BUMN mengatakan bahwa akses obat murah bagi masyarakat merupakan pelayanan kepada masyarakat.
Erick Thohir juga menekankan bahwa era disrupsi kesehatan harus menjadi momentum introspeksi untuk mewujudkan kemandirian.
"Disrupsi kesehatan harus menjadi introspeksi kita untuk kemandirian. Masa bahan baku obat 95 persen impor, masa obat-obat mahal saja yang bisa diberikan kepada kita semua," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan untuk menekan impor bahan baku obat, BUMN Indofarma akan fokus mengembangkan industri herbal.
Baca juga:
- Merespons Perkembangan Digital, Erick Thohir Minta Telkomsel Lirik Bisnis NFT dan Metaverse
- Jokowi Beli Cabai 2 Kg Bayar Rp200 Ribu Sambil Kasih Bantuan Modal di Pasar Baru Tanjung Enim, Pedagang: Terima Kasih Pak
- Erick Thohir Menjawab Kenapa Bulog Tidak Masuk dalam Holding BUMN Pangan: Karena Mereka sebagai Stabilisator, Bisa Mengintervensi jika Harga Naik
- Erick Thohir Yakin Mayoritas Lessor Setujui Restrukturisasi Utang Garuda Indonesia
Erick Thohir menilai Indonesia memiliki alam dan budaya yang mendukung untuk pengembangan industri herbal.
Saat ini Kementerian BUMN telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Hal tersebut untuk menciptakan ekosistem yang dapat memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.
Kementerian BUMN juga telah menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC).
Dengan itu Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi.