Tidak Segan-segan, Menaker Ida Ancam Cabut Izin dan Lapor ke Polisi Perusahaan Penyalur Pekerja Migran Ilegal
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan, pihaknya tidak segan-segan menindak tegas secara hukum pihak yang terlibat dalam penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) secara ilegal atau unprosedural.
"Kami akan melakukan penegakan hukum di Indonesia. Kami berharap penegakan hukum dilakukan di sini. P3MI yang nakal kami cabut izinnya. Siapa pun yang menempatkan PMI secara unprosedural kami laporkan kepada kepolisian. Kami dampingi para korban untuk melapor kepada kepolisian," ucap Menaker Ida saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR beberapa waktu lalu, Antara, Rabu, 26 Januari.
Meski demikian, kata Menaker, dalam menyelesaikan persoalan PMI ilegal, penegakan hukum tidak cukup jika hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga harus dilakukan di negara penempatan.
Dia pun menyatakan telah mendorong negara-negara penempatan agar menindak majikan atau agency.
"Misalnya di negara penempatan Malaysia. Ini jangan sampai ada celah bagi majikan atau agency di Malaysia untuk melakukan pembiaran terhadap penempatan secara ilegal. Bahkan yang paling penting adalah bagaimana penegakan hukum di negara penempatan," ucapnya.
Menurutnya, PMI unprosedural terus terjadi karena PMI tersebut diterima dan dipekerjakan. Untuk itu pemerintah di negara penempatan juga harus melakukan hukuman terhadap majikan atau agency.
Baca juga:
- Proyek Kilang Pertamina yang Bikin Warga Tuban Mendadak Jadi Miliader Bernilai Rp210 Triliun
- Dapat Ganti Rugi Lahan Kilang Minyak, Warga Tuban Borong Mobil Mewah
- Dapat Duit dari Pertamina, Warga Tuban Borong Mobil Pajero Sport dll, Indef: Mendingan Beli Hewan Ternak
- Jadi Pilihan Warga Desa Tajir di Tuban, Berapa Harga Fortuner-Pajero Sport-Venturer?
"Alhamdulillah terkait ini ada kesepakatan dengan menteri KSM Malaysia untuk menjaga. Di Indonesia dijaga oleh kami, di Malaysia juga dijaga oleh Menteri KSM. Kami juga meminta agar dijaga juga oleh Menteri Dalam Negeri Malaysia," ucapnya.
Selain kepada Pemerintah Malaysia, pihaknya juga mendorong Pemerintah Arab Saudi dan negara penempatan PMI lainnya. Ia mendorong Pemerintah Arab Saudi agar tidak memberikan visa ziarah atau kunjungan bagi PMI.
"Kami meminta betul bahwa visa ziarah itu sumber terjadinya penempatan secara unprosedural Mereka dengan visa ziarah, visa kunjungan mengkonversi menjadi visa pekerja. Ini menyulitkan pendataan, pemantauan, dan menyuburkan penempatan secara unprosedural," kata dia lagi.