Di Lampung, Ganjar Bertemu Transmigran Asal Wates yang Umurnya Hampir Seabad
LAMPUNG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi para transmigran di Desa Bantul, Metro, Lampung. Salah satunya, Kusumo Wiyono. Pria ini berusia hampir 100 tahun, tepatnya 97 dan dia adalah transmigran asal Wates, Jawa Timur.
"Jadi mbah ini umurnya 97 tahun dan tadi sudah bercerita kepada kita semua bagaimana perjalanan dari Wates menuju Lampung," kata Ganjar di lokasi, Sabtu 22 Januari.
"Alhamdulillah kita melihat semua saudara di sini senang. Dia adalah tokoh transmigran di sini," sambung Ganjar dalam pernyataannya.
Ganjar menyebut, Kusumo Wiyono merupakan sosok luar biasa, membesarkan anak-anaknya meski dalam kondisi sulit. Tak lupa, Ganjar berpesan agar anak-anaknya selalu menjaga dan merawat Kusumo.
"Sekarang gantian anak harus merawat orang tua harus dengan penuh kasih sayang rasa hormat beliau ini salah satu tokoh transmigrasi," kata dia.
Baca juga:
- Perempuan Ini Pontang-Panting Jaga Puan Maharani yang Dikerumuni Warga Solo Minta Kaos 'Mbak Puan'
- Ganjar Terus Perbaiki Rumah Kader PDIP yang Tak Layak Huni, Kali Ini Punya Pasutri di Banjarnegara
- Ganjar Dicoba Survei di DKI saat Posisinya Dilematis, Elektabilitas Tinggi Tapi Minim Dukungan Partai di Pilpres
- Akrabnya Puan Maharani dan Pedagang Pasar Legi Solo, Minyak Goreng, Tahu Tempe Sampai Bawang Merah Turut Diborong
Di sana, Ganjar Pranowo juga bertemu sejumlah tokoh adat Lampung, yang salah satunya merupakan Sultan Sekala Brak Kepaksian Pernong, Paduka Yang Mulia (PYM) Sai Batin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong, Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23 di Villa Batu Putu Bandarlampung, Sabtu.
Sejumlah prosesi adat dilakukan, untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah itu. Ketika tiba, Ganjar disambut oleh jajaran Panglima dan Hulubalang kerajaan. Setelah itu, Ganjar diarak menuju lokasi pertemuan oleh para penari pencak silat khakot.
Di sana Ganjar sudah disambut Pun Edward Syahpernong, sejumlah saibatin pangeran dan tokoh-tokoh adat. Dalam pertemuan itu, Ganjar kemudian diberi kopiah Lampung bertanduk atau Hanuang Bani dan disematkan pin emas kerajaan sebagai simbol diterimanya Ganjar menjadi keluarga kerajaan.
"Ya, ini lencana kepaksian, sebuah lencana yang menandakan kekerabatan. Mudah-mudahan ini bisa semakin melekatkan hati Pak Ganjar dengan masyarakat Lampung khususnya Kepaksian Sekala Brak Lampung," kata Pun Edward kala itu.