Novak Djokovic Tidak Mau Divaksin, Pemerintah Spanyol: Dia Harusnya Memberi Contoh
JAKARTA - Pemerintah Spanyol meminta Novak Djokovic harus memberi contoh yang baik di tengah pandemi seperti sekarang. Negeri Matador itu ingin agar petenis 34 tahun itu mau divaksin COVID-19.
Keputusan Djokovic tidak mau divaksin justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Konsekuensinya ia tidak bisa mengikuti Australia Open tahun ini setelah visanya ditolak karena memasuki negara itu tanpa vaksinasi dan hanya mengantongi pengecualian medis.
"Apa yang harus dilakukan Tuan Djokovic adalah mendapatkan vaksinasi, itu akan menjadi hal yang paling masuk akal untuk dilakukan," kata juru bicara pemerintah Spanyol Isabel Rodriguez seperti dikutip dari Antara.
Spanyol sebenarnya tidak mewajibkan vaksin seperti Australia. Namun, tingkat vaksin di Negeri Matador adalah salah satu yang tertinggi di Eropa.
Djokovic sendiri rutin melakukan perjalanan ke Spanyol. Ia memiliki sebuah rumah di resor selatan Marbella dan menghabiskan beberapa hari di sana pada akhir Desember dan awal Januari.
"Memimpin dengan memberi contoh adalah penting dan inilah yang dilakukan oleh para olahragawan dan perempuan hebat negara kita. Misalnya, Tuan (Rafael) Nadal," ujarnya Rodriguez.
Baca juga:
- Cuma Main di 6 Turnamen Sepanjang 2021, Serena Williams Tersingkir dari 50 Besar Peringkat WTA
- Melati Daeva Oktavianti Perkuat Rumor Dirinya Dicoret dari Pelatnas PBSI
- Hendra/Ahsan Jadi Runner Up di India Open 2022 Usai Ditekuk Wakil Tuan Rumah
- Kalah Banding atas Diskresi Menteri Imigrasi, Djokovic Dideportasi dan Batal Tampil di Australia Open 2022
Aturan Spanyol saat ini mengharuskan orang untuk menunjukkan sertifikat vaksin, tes PCR negatif atau sertifikat telah pulih dari COVID-19 untuk masuk ke negara itu.
Aturan ini memungkinkan Djokovic bisa berkompetisi di Madrid Open pada 26 April sampai 8 Mei. Terutama Madrid tidak memiliki aturan khusus terkait virus corona untuk ambil bagian dalam acara olahraga tersebut.
Djokovic sekarang berada di negara asalnya Serbia, di mana dia disambut seperti pahlawan setelah dideportasi dari Australia.