Infeksi COVID-19 Meningkat, Otoritas AS Peringatkan Warganya Hindari Perjalanan ke 22 Negara Berisiko Tinggi
JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Hari Selasa menyarankan warga AS menghindari perjalanan ke 22 negara dan wilayah karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19, termasuk ke Australia, Israel, Mesir, Albania, Argentina dan Uruguay.
Badan perlindungan kesehatan negara itu menaikkan peringatan perjalanannya ke "tingkat empat: sangat tinggi", memberi tahu orang Amerika mereka harus menghindari perjalanan ke tujuan-tujuan itu, yang juga mencakup Panama, Qatar, Bahama, Bahrain, dan Bolivia.
Secara total, sekarang ada lebih dari 100 negara dalam daftar level empat CDC. Negara-negara lain di daftar level empat termasuk Kanada, Prancis, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, dan Inggris.
"Jangan bepergian ke luar negeri sampai Anda sepenuhnya divaksinasi," kata CDC di situs webnya, seperti dikutip dari The Guardian 19 Januari.
"Vaksinasi masih merupakan cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit parah, memperlambat penyebaran COViD-19, mengurangi jumlah varian baru. CDC mendorong Anda untuk mendapatkan dosis booster vaksin Covid-19 jika Anda memenuhi syarat," sambung otoritas tersebut.
Selain itu, CDC juga menaikkan 20 negara tambahan ke daftar "tingkat tiga: tinggi", yang mencakup Uganda, Kuwait, Jamaika, Kosta Rika dan Kuba.
Desember lalu, CDC mengubah perintah Oktober berjudul "Persyaratan untuk Bukti Tes COVID-19 Negatif atau Pemulihan dari COVID-19 untuk Semua Penumpang Udara yang Tiba di Amerika Serikat."
Amandemen tersebut sekarang mengharuskan penumpang udara dua tahun atau lebih dengan penerbangan yang berangkat ke AS dari negara asing untuk menunjukkan hasil tes negatif yang diambil tidak lebih dari satu hari sebelum perjalanan.
Sebagai alternatif, penumpang harus menunjukkan dokumentasi telah pulih dari Covid dalam 90 hari terakhir sebelum naik ke penerbangan mereka.
"Penumpang pesawat juga akan diminta untuk mengkonfirmasi dalam bentuk pengesahan bahwa informasi yang mereka berikan adalah benar," terang CDC.
Perintah itu berlaku untuk semua pelancong, termasuk warga negara AS dan penduduk tetap yang sah, atau pemegang kartu hijau, kecuali jika ada pengecualian, jelas CDC.
Baca juga:
- BNPB Bantah Klaim Kunjungan ke Israel, Sebut Tidak Menerima Bantuan Selama Pandemi
- PM Malaysia Siap Bantu Gadis Keturunan Indonesia Dapat Status Kewarganegaraan, Ini Kata Kementerian Luar Negeri
- Kritik Pelecehan Nabi Muhammad, PM Pakistan Sampaikan Apresiasi Kepada Presiden Vladimir Putin
- Tegaskan China Tidak akan Menindas Tetangganya di Laut China Selatan, Menlu Wang Yi: Klaim Sepihak Tidak Tepat
Ketika infeksi baru meningkat 20 persen di seluruh dunia selama seminggu terakhir, dengan sekitar 19 juta total kasus dilaporkan selama periode tujuh hari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan varian Omicron tidak akan menjadi varian COVID-19 terakhir.
"Jangan tinggalkan ilmu. Jangan abaikan strategi yang sedang berjalan, yaitu menjaga kita dan orang-orang yang kita cintai tetap aman," imbau Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis COVID WHO, Selasa.
"Ini tidak akan menjadi varian terakhir yang menjadi perhatian," tambahnya, meminta pemerintah untuk berinvestasi lebih banyak dalam sistem pengawasan untuk melacak virus saat bermutasi dan menyebar.