Lionel Messi: Digdaya di Ballon d’Or, Melempem di Pemain Terbaik FIFA
JAKARTA - Setiap tahun, jagat persepakbolaan dimeriahkan oleh pesta pemilihan pemain bola terbaik dunia juga Lionel Messi. Setiap pesepakbola terbaik dunia bersaing memperebutkan predikat sebagai pemain terbaik, individu terhebat dari semua pesepakbola hebat di atas bumi. Sepak bola memang permainan tim, namun pengakuan terhadap kehebatan masing-masing individu juga tak kalah penting.
Lionel Messi saat ini tengah menjadi bahan perbincangan, setelah dia gagal terpilih menjadi Pemain Terbaik Dunia 2021 versi FIFA. Penyerang asal Argentina itu dikalahkan ujung tombak tim nasional Polandia yang bermain untuk klub elit Bundesliga Jerman, Robert Lewandowski dalam pemilihan di Zurich, Swiss pada Selasa 18 Januari 2022 dini hari WIB.
Ini adalah kali kedua Messi dikalahkan Lewandowski dalam pemilihan Pemain Terbaik Dunia versi FIFA. Tahun 2020 Messi malah hanya berada di peringkat ketiga setelah Lewandowaski dan Cristiano Ronaldo.
“Merupakan sebuah kehormatan dan kebahagiaan dapat menerima penghargaan Pemain Terbaik Pria FIFA. Terima kasih atas pilihan dan dukungan Anda" ujar Lewandowski dalam sambutan kemenangannya, yang disampaikan lewat akun twitter pribadinya.
Messi sendiri tidak berkata-kata. Wajahnya menyiratkan kekecewaan saat diumumkan bahwa dia dikalahkan Lewandowski dalam pemilihan Pemain Terbaik FIFA 2021 ketegori pria.
Sejak ajang tahunan pemilihan Pemain Terbaik FIFA digelar pada 2016, Messi baru sekali terpilih yaitu pada tahun 2019. Selain dua kali dikalahkan Lewandowski, Messi juga pernah dua kali dikalahkan Ronaldo yaitu pada 2016 dan 2017. Pada ajang tahun 2018, Messi malah tidak ada dalam urutan tiga besar, yang diduduki Luca Modric (Real Madrid/Kroasia), Ronaldo (Juventus/Portugal), dan Mohamed Salah (Liverpool/Mesir).
Padahal Messi adalah penyabet terbanyak penghargaan Ballon d’Or (Bola Emas), yang juga mengacu pada pemilihan pesepakbola pria terbaik di dunia. Tujuh kali sudah pemain yang dijuluki La Pulga (Si Kutu) ini menyabet Ballon d’Or. Lantas, mana lebih hebat antara Pemain Terbaik FIFA dan Ballon d’Or?
Beda cara pemilihan
Penghargaan Pemain Terbaik FIFA dan Ballon d’Or sama-sama bergengsi. Keduanya dianggap sebagai top tier, peringkat teratas dalam penghargaan perorangan dalam sepak bola dunia. Bedanya, Ballon d’Or digagas oleh majalah sepakbola dari Prancis, France Football. Sementara Pemain Terbaik digagas oleh FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia.
Pemilihan pemenang Ballon d’Or dilakukan secara ekslusif oleh sebuah panel yang bermaterikan wartawan dari seluruh dunia dan dipilih oleh panitia dari France Football. Sedangkan Pemain Terbaik FIFA dipilih oleh “juri internasional” yang bermaterikan pelatih dan kapten timnas, wartawan, serta penggemar yang diundang oleh organisasi tersebut.
Periode penilaian penghargaan Ballon d’Or dan Pemain Terbaik FIFA juga berbeda. Penilaian Ballon d’Or didasarkan pada penampilan seorang pesepakbola sepanjang tahun kalender, dalam semua ajang. Sementara Pemain Terbaik FIFA dipilih berdasarkan penampilan seorang pemain dalam satu musim kompetisi, yang biasanya digelar selama musim panas.
Pernah merger
Penghargaan Ballon d’Or lebih dahulu digelar, yaitu sejak tahun 1956. Pesepakbola asal Inggris, Stanley Matthews adalah pemenang pertama. Pada awalnya, Ballon d’Or adalah penghargaan untuk pemain terbaik Eropa, namun sejak 1995 diperluas untuk pemain dari seluruh dunia yang bermain di klub-klub liga Eropa.
Mantan penyerang timnas Liberia yang kini menjadi Presiden Negara tersebut, George Weah adalah pesepakbola no-Eropa pertama yang memenangi Ballon d’Or, dan dia satu-satunya orang Afrika yang memenangi penghargaan tersebut hingga saat ini. Sementara penyerang asal Brasil, Ronaldo, menjadi pesepakbola Amerika Selatan pertama yang memenangi Ballon d’Or pada 1997.
Penghargaan Pemain Terbaik FIFA dimulai pada 1991. Namun lantaran kurang tersekpos, FIFA lantas menggandeng France Football untuk menggelar Ballon d’Or Pemain Terbaik FIFA pada tahun 2010.
Merger Ballon d’Or dan Pemain Terbaik FIFA berlangsung selama lima tahun, dan berakhir pada 2016. Setelah itu, kedua penghargaan tersebut berjalan menurut tradisi mereka masing-masing. Lionel Messi sudah merasakan kedunya.