Baru Datang dari Jakarta, 4 Orang di Surabaya Positif COVID-19 Omicron 

SURABAYA - Pemkot Surabaya mencatat ada empat pasien di Surabaya positif COVID-19 varian Omicron. Mereka diketahui positif setelah melakukan perjalanan dari Jakarta beberapa waktu lalu. 

"Saat ini terdapat empat pasien Omicron, sebagaimana hasil pemeriksaan Institute of Tropical Disease (ITD) Unair yang baru keluar pada 14 Januari 2022. Keempat orang tersebut sebelumnya melakukan perjalanan dari Jakarta," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Surabaya, Senin, 17 Januari.

Untuk saat ini, lanjut Eri Cahyadi, keempat pasien itu telah mendapat perawatan di rumah sakit. Eri meyakini beberapa hari ke depan, empat pasien tersebut akan segera sembuh dan negatif varian Omicron. 

"Tapi meskipun Omicron, CT Value nya tinggi lalu mereka dalam keadaan sehat atau pasien OTG (Orang Tanpa Gejala). Insya Allah dalam beberapa hari ke depan juga bisa segera negatif," katanya.

Karena itu, Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan langsung melakukan tracing kepada keluarga dan tetangga sekitar pasien tersebut. Hasilnya, seluruh keluarga dan tetangga terdekat dinyatakan negatif varian Omicron. 

"Mereka ada kegiatan di Jakarta, dan beberapa hari tinggal di sana, tapi mereka tidak satu keluarga," ujarnya.

Sementara dua pasien Omicron yang pernah melakukan perjalanan ke Bali, disebut Eri Cahyadi dinyatakan sembuh pada 13 Januari 2022. Kini kedua pasien itu telah pulang ke rumahnya masing-masing. 

"Dua pasien yang baru datang dari Bali sudah sembuh," ujarnya. 

Eri Cahyadi berharap kepada seluruh warga Surabaya yang telah melakukan perjalanan dari luar Kota Surabaya, untuk segera melakukan tes agar bisa mengetahui kondisi kesehatannya masing-masing. 

"Alhamdulilah di Surabaya ini yang terpapar adalah orang yang telah melakukan perjalanan luar kota, dan bukan warga yang berada di lingkup Surabaya. Jadi, saya berharap warga Surabaya tetap tenang," katanya.

Eri Cahyadi meminta kepada Camat dan Lurah, apabila terdapat warga yang terpapar COVID-19 segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. 

"Karena rumah sakit sekarang sedang kosong semua. Jangan dirawat di rumah, karena kalau di rumah sakit pemantauannya, penanganan, dan kesembuhan lebih cepat," ujarnya.

Sementara untuk mengantisipasi puncak varian Omicron yang diprediksi akan terjadi pada awal Februari mendatang, Eri memastikan bahwa seluruh rumah sakit yang memiliki ketentuan untuk menangani pasien terkonfirmasi positif covid-19 dalam keadaan standby atau siaga. Sebab, Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Surabaya juga sedang dijaga ketat.

"Hotel Asrama Haji (HAH), RSLT (Rumah Sakit Lapangan Tembak) maupun GBT masih di standby kan untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit," katanya.

Selain itu, untuk memastikan ketersediaan obat dan oksigen di rumah sakit, Eri Cahyadi menjelaskan dalam keadaan aman. Belajar dari pengalaman kemarin, ia tak ingin ada lonjakan COVID-19 yang terjadi di Kota Surabaya. 

"Insyaallah tidak ada kelangkaan lagi. Obat-obatan, bahan medis habis pakai, alat medis habis pakai, dan oksigen telah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19," katanya.