Bukan Gibran atau Bajo, Presiden PKS Pastikan Partainya Abstain di Pilkada Solo
JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyatakan partainya abstain dalam Pilkada Solo. PKS tidak memilih memberikan dukungan kepada Gibran Rakabuming Raka atau bakal calon independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo).
Keputusan abstain di Pilkada Solo diambil karena upaya DPD PKS Solo mencari kandidat penantang Gibran-Teguh Prakosa menemui jalan buntu.
“Sampai hari ini dari DPD Kota Solo mereka mengatakan mereka berikhtiar menghadirkan calon lain. Tapi dari semua ikhtiar yang mereka lakukan, mereka menyimpulkan menginginkan abstain tidak mengusung salah satu dari antara dua (calon) yang bertarung nanti,” kata Sohibul dalam jumpa pers di DPP PKS yang disiarkan lewat YouTube PKSTV, Sabtu, 29 Agustus.
Alasan atas keputusan DPD PKS Solo untuk abstain di Pilkada 2020 ini diterima DPP PKS. PKS Solo menurut Sohibul sudah berkomunikasi dengan sejumlah parpol, namun tak bisa menggandeng koalisi.
“Persoalannya tergantung pada suasana kebatinan teman-teman di daerah tersebut dalam komunikasi dengan partai lain termasuk di Solo. Suasana kebatinan sangat prefer nyaman kalau abstain. Kita inginnya ada calon yang mengimbangi itu, tapi ternyata kursi PKS tidak memadai untuk itu. Sekarang (kalau calon) independen tidak perlu usungan PKS, teman-teman (PKS) Solo ingin abstain,” tutur Sohibul.
Baca juga:
PKS pada pilkada serentak 2020 mengusung/mendukung calon di 230 daerah. PKS menargetkan kemenangan 60 persen dari total daerah di mana PKS berpartisipasi mengusung atau mendukung calon. Sohibul menyebut komunikasi politik di pilkada serentak ini paling banyak dilakukan dengan NasDem.
“Dalam komunikasi politik dalam penjajakan koalisi, saya sebagai pimpinan partai berkomunikasi dengan parpol lain. Saya berani mengatakan, saya paling banyak berkomunikasi dengan NasDem, bisa jadi tidak komunikasi DPP tapi terjadi koalisi di bawah. Frekuensi komunikasi saya paling banyak dengan NasDem setelahnya Demokrat,” ujar Sohibul.