Kapasitas Tempat Tidur Pasien COVID-19 di RS Jakarta Kian Menipis, Sudah Terpakai 70 Persen

JAKARTA -  Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menyebut, kapasitas tempat tidur isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan semakin menipis. 

Saat ini, kapasitas tempat tidur sudah terpakai 70 persen dari 4.456 tempat tidur isolasi di 67 rumah sakit rujukan COVID-19. Padahal, sepekan lalu, kapasitas masih 67 persen.

"Kapasitas RS kita sekarang hampir 70 persen, baik ruang isolasi maupun ruang intensive care unit (ICU). Memang kondisi saat ini lebih meningkat dibandingkan bulan lalu," kata Widyastuti di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Agustus.

Itu artinya, DKI hanya tinggal memiliki 10 persen dari ambang batas kerawanan (okupansi) kapasitas tempat tidur RS khusus COVID-19 yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 80 persen.

Kata Widyastuti, meningkatnya kapasitas tempat tidur pasien COVID-19 disebabkan upaya pelacakan kontak (tracing) yang semakin masif. 

Dalam sepekan terakhir, Pemprov DKI sudah melakukan tes PCR kepada 45.866 orang. Angka ini berada 4 kali lipat dari target WHO setiap pekan, di mana Jakarta harus melakukan tes minimal 10.645 per minggu.

Peningkatan kapasitas tes ini pula yang menyebabkan persentase kasus positif dari total orang yang dilakukan pemeriksaan (positivity rate) DKI sepekan mencapai 10,1 persen.

"Poinnya, kita tetap meningkatkan kapasitas testing untuk memastikan bagaimana warga mengetahui statusnya. Dimulai kasus terkonfirmasi, kita tracing. Dari hasil tracing tadi, kita mengetahui bagaimana pola penyebarannya," ucap Widyastuti.

Oleh sebab itu, selama menunggu kesiapan penambahan kapasitas tempat tidur, Pemprov DKI tengah melakukan proses rekrutmen tenaga kesehatan khusus perawatan COVID-19.

"Jadi, ketika kita menambah kapasitas ICU, tidak hanya alatnya saja, masak alatnya ada tapi orangnya enggak ada. Makanya, kami sedang berproses untuk menambah kapasitas sumber daya manusianya," ungkapnya.