3 Hal yang Harus Kamu Tahu Soal Holding BUMN Pariwisata InJourney yang Bakal Punya Aset Rp260 Triliun
JAKARTA - Sektor pariwisata terpukul dan mengalami kontraksi yang cukup dalam sejak dua tahun terakhir. Padahal sebelum pandemi sektor ini mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Karena itu, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung diresmikan guna membangun ekosistem pariwisata domestik.
Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan peleburan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata dan pendukung (InJourney) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Holding ini sebenarnya sudah terbentuk pada akhir tahun 2021.
"Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan InJourney, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pada hari ini di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat," tuturnya dalam konferensi pers, dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 13 Januari.
Berikut 3 fakta pembentukan holding BUMN Pariwisata dan Pendukung:
1. Asetnya mencapai Rp260 triliun di 2024
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan total aset Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya (InJourney) di tahun 2024 mencapai Rp260 triliun.
"Dilihat angka-angkanya, total aset dari Holding BUMN ini di tahun 2024 itu Rp260 Rp triliun dengan potensi penjualan yang terus meningkat," ujar Erick dalam peluncuran InJourney yang disiarkan secara virtual, Kamis, 13 Januari.
Erick optimis, keberadaan InJourney mampu menciptakan sektor pariwisata dan aviasi dalam satu ekosistem yang terintegrasi. Karena itu, Kementerian BUMN akan memfokuskan holding pada pariwisata domestik.
"Nah ini saya rasa kesempatan untuk kita membangkitkan bagaimana berfokus pada wisata lokal dan menjaga wisata mancanegara, karena itu mohon diizinkan Bapak (Jokowi) untuk diresmikan," ujarnya.
Adapun upaya menciptakan ekosistem pariwisata domestik pun didasari pada tren penurunan jumlah wisatawan di dalam negeri saat ini. Dari catatan Erick Thohir akibat pandemi COVID-19 jumlah wisatawan domestik turun signifikan hingga 30 persen. Sementara, penurunan wisatawan mancanegara mencapai 75 persen.
"Kita bandingkan dengan angka domestik turis kita yang hari ini turun kurang lebih 30 persen, angkanya 330 juta. Kalau kita bandingkan antara turis luar negeri dan dalam negeri, itu hanya angka kurang lebih 1,5 persen daripada jumlah turis domestik," katanya.
2. Ekosistem pariwisata Indonesia tertinggal
Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa ekosistem pariwisata di Indonesia masih tertinggal dengan negara lain. Ia juga mengakui infrastruktur yang mengintegrasikan satu destinasi ke destinasi lainnya belum memadai. Bahkan, Indonesia belum memiliki peta jalan soal rencana perjalan (travel plain).
Karena hal itu, kata Erick, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung pun dibentuk guna membangun dan menciptakan ekosistem pariwisata domestik.
"Ketika kita sambungkan ke tujuan wisata lainnya, di situ kekuatan yang kita belum punya selama ini adalah travel plain, rencana perjalan, yang kalau kita bandingkan negara-negara lain sudah punya tetapi kalau kita belum membentuk ekosistem ini," katanya.
3. Bakal jadi mega ekosistem
Erick juga memastikan InJourney akan menjadi mega ekosistem karena mampu hungubungan dengan ekosistem BUMN lainnya. Seperti, BUMN di sektor perbankan.
Baca juga:
"Karena itu lah kenapa saya suka bicara kepada tim kami, ini kalau kita bicara ekosistem yang namanya InJourney ini mega ekosistem. Kenapa? Dia ini bisa bergabung dengan ekosistem-ekosistem lain di BUMN seperti perbankan. Dengan tadi yang namanya super app yaitu Living itu terintegrasi satu dengan yang lainnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Erick mengaku optimis keberadaan InJourney mampu menciptakan ekosistem pariwisata yang terintegrasi dan didukung oleh infrastruktur yang memadai.
Erick mencontohkan, bandar udara akan dikonsepkan menjadi Aerocity. Di mana, suatu kawasan yang di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang saling mendukung satu sama lain.
"Nah karena itu kita coba mengintegrasikan semua Bapak, baik dari infrastrukturnya dan juga tentu daripada software-nya. Artinya kegiatan-kegiatan di dalamnya. Seperti tadi yang dipaparkan Bapak, nanti airport sendiri bukan sekadar airport tetapi merupakan Aerocity yang juga menjadi lifestyle tujuan, yang di mana nanti turunannya juga itu ada yang namanya makanan, lifestyle dan lain-lainnya," tutur dia.
Sekadar informasi, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung telah resmi terbentuk pada akhir tahun lalu. Holding dipimpin oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) selaku induk dari holding.
Adapun anggota holding BUMN ini adalah PT Angkasa Pura I (Persero); PT Angkasa Pura II (Persero); PT Hotel Indonesia Natour (Persero); PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) dan PT Sarinah (Persero).