Kritik Keras Uji Coba Rudal Korea Utara, Menlu AS: Ini Berbahaya, Mengganggu Kestabilan!
JAKARTA - Uji coba rudal Korea Utara sangat mengganggu stabilitas dan berbahaya, sementara Pyongyang belum menanggapi tawaran diplomatik Washington, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken Kamis.
Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden pada Rabu memberlakukan sanksi pertamanya atas program senjata Korea Utara, menyusul serangkaian peluncuran rudal Korea Utara, termasuk dua uji coba dalam kurun waktu sepekan belakangan.
Ia juga menginginkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Pyongyang, kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, pada Hari Rabu.
Sementara itu Menlu Blinken mengatakan, Amerika Serikat telah menjelaskan mereka tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara dan bersedia untuk terlibat dalam pembicaraan tanpa prasyarat.
"Sayangnya, tidak hanya tidak ada tanggapan terhadap tawaran itu, tetapi tanggapan yang telah kita lihat, telah memperbarui uji coba rudal, sesuatu yang sangat mengganggu kestabilan. Ini berbahaya dan bertentangan dengan seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Blinken kepada MSNBC, seperti mengutip Reuters 14 Januari.
"Saya pikir beberapa di antaranya adalah Korea Utara yang berusaha mendapatkan perhatian. Itu sudah dilakukan di masa lalu. Mereka mungkin akan terus melakukannya," tandasnya.
Menlu Blinken menambahkan, Amerika Serikat dan sekutunya fokus untuk memastikan bahwa mereka dilindungi dan ada dampak dari aktivitas rudal Korea Utara.
Terpisah, berbicara kepada sebuah think-tank Washington, seorang penasihat kandidat presiden dari partai yang berkuasa di Korea Selatan, berbicara tentang perlunya Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk mengirim pesan yang jelas dan konsisten ke Korea Utara untuk mencegah apa yang disebutnya 'provokasi' lebih lanjut oleh Pyongyang.
Baca juga:
- Belum Dua Tahun, Food Truck yang Jajakan Nasi Goreng hingga Nasi Campur Ini Masuk Tiga Besar Terbaik di Australia
- Belasan Wisatawan Tewas Membeku dalam Kemacetan di Tengah Cuaca Ekstrem, PM Pakistan Perintahkan Penyelidikan
- Ada Varian Omicron, Starbucks Wajibkan Karyawannya Untuk Divaksinasi COVID-19 atau Mengikuti Tes Mingguan
- Presiden Filipina Duterte Perintahkan Aparat Tangkap Warga yang Enggan Divaksin COVID-19 dan Nekat Keluar Rumah
Wi Sung-lac, mantan wakil menteri luar negeri Korea Selatan dan penasihat kebijakan luar negeri untuk kandidat presiden Lee Jae-myung mengatakan kepada Pusat Studi Strategis dan Internasional, kesalahan Korea Utara memerlukan tanggapan 'secara jujur.'
Dia mengatakan, Lee akan mengambil pendekatan holistik yang akan mencakup pembicaraan dan negosiasi, sanksi dan tekanan, insentif dan disinsentif.
Untuk diketahui, Jika tidak ada perubahan, Korea Selatan direncanakan menggelar pemilihan pada 9 Maret mendatang.