Ilmuwan Pecahkan Misteri Meteorit Purba yang Jatuh di Antartika
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan Jepang dan Belgia telah melakukan ekspedisi di Antartika pada 2012 lalu. Mereka menemukan asteroid seukuran bola golf di antara tumpukan es.
Mengutip dari laman Space, meteorit yang diberi nama Asuka 12236, dan memiliki ukurannya agak kecil. Diyakini batu luar angkasa ini menjadi salah satu meteorit yang terawetkan secara alami sejak jutaan tahun lalu di Antartika.
Baca juga:
"Sangat menyenangkan untuk berpikir tentang bagaimana benda-benda ini jatuh ke Bumi dan kebetulan penuh dengan semua informasi berbeda tentang bagaimana Tata Surya terbentuk, dari apa ia terbentuk, dan bagaimana unsur-unsur terbentuk di galaksi," ungkap seorang ilmuwan meteorit di Carnegie Institution for Science di Washington, DC dan rekan penulis penelitian, Conel M. O 'D. Alexander.
Dengan bantuan dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard, para ilmuwan NASA meneliti bongkahan meteroit primitif tersebut dan memecahkan kode informasi di dalamnya. Mereka memisahkan asam amino dari debu purba dalam larutan air.
Selanjutnya, para peneliti memasukkan cairan ke dalam mesin yang dirancang untuk memisahkan molekul di dalam meteorit tersebut berdasarkan massa dan mengidentifikasi masing-masing jenisnya. Setelah itu peneliti membandingkan hasilnya dengan sampel meteorit yang lain.
Hasilnya, tim menemukan bahwa ada sesuatu yang terkunci di dalam meteorit, yaitu asam amino yang berlimpah. Meteorit tersebut memiliki konsentrasi dua kali lipat lebih banyak dari batuan antariksa yang pernah diteliti di Paris, dengan jenis molekul yang sama.
Molekul-molekul tersebut termasuk asam aspartat dan glutamat, dua dari 20 asam amino yang membentuk dirinya sendiri menjadi berbagai susunan yang membentuk protein. Di mana para ilmuwan, meyakini protein menjadi molekul yang sangat penting untuk pembentukan kehidupan di Bumi.
Mereka telah menemukan bahwa meteorit penuh dengan asam amino kidal, prekursor kehidupan, yang mereka percaya dapat menjelaskan mengapa kehidupan di Bumi cenderung hanya menggunakan asam amino kidal. Ketika melihat garis waktu Tata Surya, beberapa ilmuwan berpikir bahwa meteorit Asuka 12236 mungkin muncul mendahului Tata Surya.
Apalagi meteorit Asuka 12236 sangat terawat karena terpapar sedikit air atau panas ketika masih menjadi bagian dari asteroid. Hal ini ditentukan karena meskipun meteorit memiliki banyak logam besi di dalamnya, besi tersebut tidak berkarat, yang menandakan meteorit tersebut telah terpapar oksigen dan air.
Meteroit itu juga terisi dengan mineral silikat yang diyakini tim terbentuk di bintang-bintang kuno yang mati sebelum Matahari mulai terbentuk. Silikat biasanya dihancurkan oleh air dan tidak ditemukan di meteorit yang kurang terawat.