Update Tim Uji Coba AMPHURI dari Tanah Suci: Salat Wajib Gunakan Masker-Masuk Masjid Nabawi Wajib Pakai Aplikasi
JAKARTA - Tim uji coba Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) memberikan kabar terkini dari tanah suci terkait pelaksanaan umrah di Arab Saudi. Salah satunya terkait pelaksanaan ibadah salat di Masjid Nabawi dan kewajiban menggunakan aplikasi Eatmarna.
Kabar tersebut disampaikan oleh salah satu anggota tim uji coba ibadah umrah yang sudah berangkat yaitu Erni Daryanti, Pimpinan PT Najah Hurrahman. Dia mengatakan ibadah yang dijalankan bersama rombongannya itu berjalan lancar tapi dia mengaku sempat kebingungan saat akan masuk ke dalam Masjid Nabawi.
"Ada kebingungan saat masuk Masjid Nabawi, terutama saat menggunakan aplikasi Tawakkalna," kata Erni dalam webinar series: 'Umrah Mudah Bagi Muslimah di Masa Pandemi' yang digelar AMPHURI pada Sabtu, 8 Januari.
Hanya saja, kebingungan itu akhirnya teratasi. Sebab, para peserta umrah yang akan salat di Masjid Nabawi cukup menunjukkan gelang khusus.
Adapunyang dimaksud dengan Tawakkalna adalah aplikasi dari pemerintah Arab Saudi untuk penduduk hingga warga negara asing yang ada di negara itu. Aplikasi ini memiliki kegunaan yang serupa dengan PeduliLindungi di Tanah Air yang digunakan untuk melakukan pelacakan atau tracing.
Kembali ke Erni, dia juga menceritakan pengalaman berkunjung ke Raudhah. Dirinya mengatakan saat berkunjung ke sana tak ada kendala apapun dan tak terlihat adanya kerumunan.
Baca juga:
Sebab, pengaturan sudah digunakan lewat aplikasi Tasrih maupun Eatmarna. "Semua berjalan lancar, masuknya nyaman, alhamdulillah tidak berdesak-desakan. Di sana jalannya juga enak, tertib, berjarak," ungkapnya.
Selanjutnya, Erni menceritakan tiap orang di tempat peribadahan tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Apalagi, kegiatan umrah di tahun ini dilakukan masih di tengah pandemi COVID-19.
Ia bahkan mengatakan para jemaah, termasuk jemaah perempuan wajib menggunakan masker. "Untuk ibu-ibu, perempuan, untuk salat, physical distancing dan menggunakan masker itu wajib," tegasnya.
"Untuk di Raudhah pun diberi kesempatan 10-15 menit dan itu masyaallah sekali. Enggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, maksudnya ibadahnya enak, lancar, dan semua mematuhi protokol kesehatan," imbuhnya.
Cerita perihal pelaksanaan ibadah umrah juga disampaikan Mawar Wahyuningsih yang merupakan pimpinan PT Ebad Alrahmah Wisata. Dia mengatakan, dia bersama rombongannya sempat menjalankan karantina lebih dulu sebelum beribadah.
Kewajiban ini, sambung dia, harus dijalankan setelah dia maskapai penerbangan Saudia Airlines.
"Aturan dari Saudia Airlines semua jemaah baik yang vaksinnya Sinovac maupun AstraZeneca wajib karantina," ungkap mawar.
Hanya saja, karantina itu tidak gratis melainkan harus membayar sebesar Rp7 juta rupiah per orang. "Kalau kita tidak mau karantina tidak bisa diterbangkan. Oleh karena itu, kita bayar dan berangkat," imbuhnya.
Proses karantina itu, kata Mawar, juga tidak ada kendala apapun. Bahkan, hotel yang ditempatinya berbintang lima.
"Kita masuk ke hotel karantina, kita dapat Hotel Vivid. Hotel bintang lima. Jadi proses karantina selama lima hari empat malam di Jeddah. Semua berjalan aman, lancar. Kita menikmati karantina dengan nyaman," jelasnya.
"Saat karantina, kita swab dua kali. Jadi h+2 setelah kedatangan dan sebelum keberangkatan ke Maddinah," pungkas Mawar.