ARAB SAUDI - Masjid Nabawi di Madinah dipenuhi jemaah yang berbuka puasa dan salat tarawih saat hari pertama Ramadan 2022 atau 1443 H yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi pada Sabtu, 2 April, waktu setempat.
"Pelaksanaan salat jemaah sudah kembali normal, shaf dirapatkan, daya tampung maksimal, tetapi tetap dengan imbauan memakai masker," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am Sholeh melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Minggu 3 April.
Asrorun yang saat ini berada di Madinah mengatakan, untuk berkunjung ke tempat mustajab seperti Raudhah yang dalam setiap kesempatan menjadi fokus jemaah sehingga membludak, diberlakukan model pendaftaran melalui aplikasi dan dilakukan antrean untuk ketertiban.
Berdasarkan pantauan Asrorun, para jemaah sangat tertib. Asrorun mengatakan, Saudi memulai puasa dengan Ketetapan Pemerintah melalui hasil rukyah. Metode dan praktek penetapannya sama dengan di Indonesia, hanya saja seluruh umat Islam mengikuti Keputusan Pemerintah.
Saat buka puasa pertama di Masjid Nabawi, jemaah melaksanakan buka puasa bersama yang disediakan oleh takmir masjid dan para muhsinin.
"Saya juga bergabung ikut buka bersama.Tanpa ngobrol. Imbauan boleh bukber tanpa ngobrol bisa dipraktikkan di Masjid Nabawi saat bukber," sambungnya, melansir Antara.
Jemaah tarawih malam ini memenuhi masjid secara maksimal. Masjid Nabawi yang kapasitasnya mencapai satu juta jemaah, telah penuh. Saat daya tampung penuh, petugas dengan sigap mengarahkan ke lantai atap (rooftop) dan di halaman masjid.
Asrorun mengaku termasuk jemaah yang terhalang masuk dan akhirnya salat tarawih di halaman, padahal hadir sebelum waktu Isya tiba. Tarawih dilaksanakan dengan 11 rakaat, dan saat witir membaca Qunut.
BACA JUGA:
Saat adzan, salat jemaah dan salat tarawih dilaksanakan, digunakan pengeras suara luar dengan jangkauan yang sangat luas sehingga syiar sangat terasa.
Para pedagang dan pelaku usaha pun di sekitar Masjid Nabawi, saat tiba waktu salat, menutup sementara tokonya dan menghentikan sementara aktifitas usahanya.
Selain itu selama Ramadhan di Madinah, tidak ada restoran yang buka dengan alasan ada orang yang tidak berpuasa. "Saya menikmati Ramadan yang syahdu," tandasnya.