Iran Bersumpah Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani Jika Donald Trump Tidak Diadili
JAKARTA - Presiden Iran Ebrahim Raisi tegas meminta mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diadili atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, atau Iran akan melakukan balas dendam, dalam peringatan dua tahun pembunuhan jenderal kharismatik tersebut.
Iran dan kelompok-kelompok yang bersekutu dengannya di Irak dan negara-negara lain telah mengadakan acara untuk menghormati Soleimani, komandan Pasukan Quds, pasukan luar negeri dari Pengawal Revolusi elite. Dia terbunuh di Irak dalam serangan pesawat tak berawak pada 3 Januari 2020, yang diperintahkan oleh Donald Trump ketika itu.
"Jika Trump dan (mantan menteri luar negeri Mike) Pompeo tidak diadili di pengadilan yang adil atas tindak pidana pembunuhan Jenderal Soleimani, kami akan membalas dendam martir kami," kata Raisi dalam pidatonya, Senin, mengutip Reuters 4 Januari.
"Agresor, pembunuh dan pelaku utama, Presiden Amerika Serikat saat itu, harus diadili dan diadili di bawah hukum pembalasan, dan keputusan Tuhan harus dilakukan terhadapnya," tegas Raisi.
Di bawah hukum Iran, seorang pembunuh yang dihukum dapat dieksekusi kecuali keluarga korban setuju untuk mengambil "uang darah" melalui rekonsiliasi.
Sebelumnya, pejabat peradilan Iran telah berkomunikasi dengan pihak berwenang di sembilan negara setelah mengidentifikasi 127 tersangka dalam kasus tersebut, termasuk 74 warga negara AS, Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri mengatakan kepada televisi pemerintah.
"Mantan presiden kriminal (Trump) ada di daftar teratas," ungkapnya.
Pada Hari Minggu, Iran mendesak Dewan Keamanan PBB dalam sebuah surat untuk meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat dan Israel, yang menurut Teheran juga terlibat dalam pembunuhan itu, kata media Iran.
Beberapa hari setelah pembunuhan itu, Amerika Serikat mengatakan kepada PBB bahwa pembunuhan itu untuk membela diri. Jaksa Agung AS saat itu William Barr mengatakan, Trump jelas memiliki wewenang untuk membunuh Soleimani dan jenderal itu adalah 'target militer yang sah.'
Untuk diketahui, ratusan pendukung kelompok milisi yang didukung Iran berkumpul pada Hari Minggu di bandara internasional Baghdad, untuk menandai peringatan kematian Soleimani dan untuk meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika.
Dua drone bersenjata ditembak jatuh pada Hari Senin ketika mendekati pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS di dekat bandara internasional Baghdad, kata sumber keamanan Irak.
Baca juga:
- Tutup Tahun, Hong Kong Resmi Larang Penjualan Produk Berbahan Baku Gading Gajah
- Diduga Rekam Karyawan Wanita Asing Saat Mandi, Pemilik Pabrik Diperiksa Polisi
- Gagal Pulihkan Pemerintahan Sipil, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok Pilih Mengundurkan Diri
- Empat Partai Politik Sepakat Bangun Koalisi, Kabinet Baru Belanda Catat Rekor Jumlah Wanita dalam Pemerintahan
Sebelumnya pada Minggu malam, gerakan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menyita sebuah kapal kargo berbendera Uni Emirat Arab yang dikatakan terlibat dalam 'tindakan permusuhan', tetapi menurut Arab Saudi membawa peralatan rumah sakit.
Terpisah di Israel pada hari Senin, surat kabar Jerusalem Post mengatakan situs webnya telah diretas dalam apa yang disebutnya sebagai ancaman nyata bagi negara itu, dengan ilustrasi yang mengingatkan pada Soleimani.