Hantam Fasilitas Air Warga, PBB Kritik Serangan Udara Rusia di Wilayah Pemberontak Suriah
JAKARTA - Jet tempur Rusia melancarkan serangan udara ke wilayah Kota Idlib, barat laut Suriah pada Hari Minggu menurut saksi mata dan sumber pemberontak, menandai ledakan perdana di benteng terakhir oposisi pada tahun 2022.
Pesawat-pesawat perang yang terbang di ketinggian, yang menurut pusat pelacakan adalah jet Sukhoi Rusia, menjatuhkan bom di beberapa kota dan stasiun pompa air utama yang melayani kota Idlib yang penuh sesak, yang populasinya lebih dari satu juta orang.
Tidak ada komentar segera tersedia dari Rusia atau tentara Suriah, yang mengatakan menargetkan tempat persembunyian kelompok-kelompok militan yang menguasai wilayah tersebut, tetapi menyangkal adanya serangan terhadap warga sipil.
Sementara, seorang pejabat di layanan utilitas air kota mengatakan, akibat dari serangan udara tersebut, fasilitas tersebut tidak bisa berfungsi.
Terpisah, seorang pejabat senior PBB yang mengkonfirmasi stasiun air itu 'rusak parah' akibat bombardir mengatakan, serangan semacam itu memperburuk keadaan kemanusiaan jutaan pengungsi Suriah.
"Penghancuran infrastruktur sipil yang berkelanjutan hanya akan menyebabkan lebih banyak penderitaan warga sipil. Serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil harus dihentikan," kritik wakil koordinator kemanusiaan regional PBB Mark Cutts dalam sebuah tweet, melansir Reuters 3 Januari.
Sementara itu, saksi mata mengatakan serangan dalam 24 jam terakhir di daerah kantong yang dikuasai pemberontak juga menghantam peternakan dan peternakan unggas di dekat perbatasan Bab al Hawa dengan Turki.
"Rusia fokus pada infrastruktur dan aset ekonomi. Ini untuk menambah penderitaan rakyat," ujar Abu Hazem Idlibi, seorang pejabat di pemerintahan oposisi.
Target lainnya termasuk desa-desa di wilayah Jabal al-Zawiya di bagian selatan Provinsi Idlib, tanpa laporan segera mengenai korban, kata penduduk dan tim penyelamat.
Sebelumnya, serangkaian serangan setelah tengah malam pada Hari Sabtu menghantam kamp-kamp darurat yang menampung ribuan keluarga terlantar di dekat Jisr al Shuqhur, barat Idlib dengan dua anak dan seorang wanita tewas dan 10 warga sipil terluka, kata dinas pertahanan sipil.
Baca juga:
- Ketegangan di Ukraina Meningkat, Presiden Biden Berbicara 50 Menit dengan Presiden Putin Lewat Telepon
- Staf Positif COVID-19, Operator Jaringan Kereta Inggris Batalkan Semua Layanan Langsung ke London
- Pecah Rekor Pembahasan Terlama, PM Mark Rutte Harap Pemerintah Baru Belanda Bisa Dilantik 10 Januari
- Galau Ingin Jadi Mitra China Tapi Ambil Sikap Berlawanan, Menlu Wang Yi Sebut Ada Perpecahan Kognitif di Uni Eropa
Ada jeda relatif dalam serangan udara sejak November, setelah kampanye baru yang dipimpin Rusia diikuti oleh bala bantuan tentara Turki di dalam daerah kantong itu, meningkatkan prospek dimulainya kembali kekerasan yang lebih luas.
Untuk diketahui, sebuah kesepakatan yang ditengahi hampir dua tahun lalu antara Rusia, yang mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al Assad, dan Turki, yang mendukung kelompok-kelompok oposisi, mengakhiri pertempuran yang telah membuat lebih dari satu juta orang mengungsi dalam beberapa bulan.