Rusia, Iran dan Turki Sepakat untuk Bekerja Sama Perangi Terorisme di Suriah, Serukan Peningkatan Bantuan Kemanusiaan
Ilustrasi militer Rusia di Suriah. (Wikimedia Commons/Mil.ru/Министерство обороны Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia, Iran dan Turki bertekad untuk terus bekerja sama memerangi terorisme di Suriah, kata tiga negara penjamin proses Astana dalam pernyataan bersama yang diadopsi pada pertemuan internasional Format Astana ke-18 di Suriah pada Kamis.

Para pihak "menyatakan tekad mereka untuk terus bekerja sama memerangi terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, menentang agenda separatis yang bertujuan merusak kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah serta mengancam keamanan nasional negara-negara tetangga termasuk melalui serangan lintas batas dan infiltrasi," bunyi dokumen itu, melansir TASS 16 Juni.

Mereka "mengutuk peningkatan kehadiran dan aktivitas kelompok teroris dan afiliasinya dengan nama berbeda di berbagai bagian Suriah, termasuk serangan yang menargetkan fasilitas sipil yang mengakibatkan hilangnya nyawa tak berdosa."

Baik Rusia, Iran dan Turki menyoroti peran penting Komite Konstitusi dan "menegaskan kembali tekad mereka untuk mendukung pekerjaan Komite melalui interaksi berkelanjutan dengan pihak-pihak Suriah ke Komite Konstitusi.

Sementara, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah Geir O. Pedersen, sebagai fasilitator, untuk memastikan fungsinya yang berkelanjutan dan efektif. "Komite Konstitusi harus melakukan kegiatannya tanpa hambatan birokrasi dan logistik."

Selain itu, para penjamin "meminta masyarakat internasional, PBB dan badan-badan kemanusiaannya, untuk meningkatkan bantuan mereka ke seluruh Suriah melalui proyek pemulihan dan ketahanan awal, termasuk pemulihan aset infrastruktur dasar, seperti fasilitas pasokan air dan listrik, sekolah dan rumah sakit.

Tak hanya itu, para pihak menegaskan kembali keprihatinan serius atas situasi kemanusiaan di Suriah. Mereka "menolak semua sanksi sepihak, yang bertentangan dengan hukum internasional, hukum humaniter internasional dan Piagam PBB, termasuk, antara lain" dan "menekankan perlunya menghilangkan hambatan dan meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk semua warga Suriah di seluruh negeri tanpa diskriminasi, politisasi dan prasyarat."

Menurut pernyataan bersama, pertemuan internasional Format Astana berikutnya tentang Suriah akan diadakan di ibukota Kazakhstan, Nur-Sultan pada paruh kedua tahun 2022.

Untuk diketahui, pertemuan ini diikuti oleh delegasi Iran, Rusia, Turki, Pemerintah Suriah dan oposisi Suriah. Sementara, perwakilan PBB, Jordania, Lebanon dan Irak hadir sebagai pengamat dalam pertemuan yang berlangsung dua hari.