Polisi Dalami Keterangan Tersangka Pencabulan Santri di OKU Selatan, Khawatir Ada Korban Lainnya
JAKARTA – Pelaku perkosaan terhadap santri S (9) di sebuah pondok pesantren Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan masih menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan secara intensif guna mengetahui apakah ada korban lain selain S.
Kapolres OKU Selatan, AKBP Indra Arya Yudha di Muaradua mengatakan, MS (50) ditetapkan sebagai tersangka atas perbuatan pemerkosaan terhadap korban yang terjadi pada 21 April 2021 silam.
"Setelah mencukupi alat bukti, pada Kamis (30 Desember) pemilik yayasan sekaligus guru pondok pesantren di Kabupaten OKU Selatan ini resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pemerkosaan terhadap korban yang merupakan muridnya sendiri," jelas Indra dikutip Sabtu, 1 Januari.
Meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka, petugas masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari alat bukti tambahan karena dikhawatirkan masih ada santri lainnya di pondok pesantren itu yang menjadi korban asusila oleh perbuatan pelaku.
Sebab, tersangka yang tercatat sebagai warga Sidodadi, Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten OKU Timur ini merupakan residivis kasus yang sama pada tahun 2006, dan pernah menjalani hukuman kurungan penjara selama satu tahun delapan bulan.
"Sejauh ini korbannya baru satu orang. Namun, kasus ini masih dalam pengembangan karena tidak menutup kemungkinan masih ada korban lainnya di asrama tersebut," kata dia.
Kapolres menambahkan, kasus pemerkosaan terhadap santri tersebut terungkap setelah penghuni pondok pesantren dikejutkan mendapati korban melahirkan bayi prematur di kamar mandi ponpes setempat pada Selasa 21 Desember.
Baca juga:
- Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Kali Perintis Kemerdekaan, Pulo Gadung
- Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi: Kebakaran RSUP Kariadi Semarang Dipicu Korsleting
- Ganjar Semangati Pasien RS Kariadi Usai Kebakaran, Ada Ibu-ibu Malah Curhat Kecewa Timnas Kalah
- Ganjar Apresiasi Petugas RS Kariadi Semarang yang Sigap Tangani Pasien saat Kebakaran
"Penghuni pesantren terkejut karena tidak ada yang mengetahui S sedang mengandung selama ini mengingat korban diketahui belum menikah sehingga melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian," ujarnya.
Dalam penyelidikan akhirnya S mengakui dirinya diperkosa oleh tersangka MS di asrama pondok pesantren setempat saat libur menyambut bulan suci Ramadhan pada 21 April 2021.
Kondisi asrama yang saat itu sepi karena hampir semua santri yang mondok sudah pulang ke rumah masing-masing dimanfaatkan oleh pelaku untuk melancarkan aksi bejatnya memperkosa korban ketika sedang sendirian berada di dalam kamarnya.
"Saat ini pelaku beserta barang bukti berupa satu helai kain sarung sudah kami amankan guna proses penyidikan lebih lanjut. Tersangka sendiri akan dijerat dengan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan dengan ancaman lima tahun kurungan penjara," tegasnya.