Kemenkes Sebut Kasus Transmisi Lokal Omicron Pertama Tak Memiliki Gejala, Pasien Diisolasi di RSPI

JAKARTA - Juru bicara dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa pasien yang tertular COVID-19 varian Omicron dari transmisi lokal tidak memiliki gejala.

"Kondisi klinis daripada yang bersangkutan ini tidak bergejala. Jadi, sama sekali kita tidak temukan gejala sampai dengan hari ini," kata Nadia dalam konferensi pers virtual, Selasa, 28 Desember.

Nadia menjelaskan, kasus transmisi lokal Omicron yang ditemukan pertama ini diderita pada laki-laki berusia 37 tahun yang tidak memiliki perjalanan luar negeri. Sehingga, saat ini terdapat 47 kasus Omicron, dengan 46 kasus merupakan kasus impor dan 1 kasus transmisi lokal.

Diketahui, pasien yang terpapar Omicron transmisi lokal ini tinggal di Medan dan ke Jakarta pada satu bulan sekali. Dari data yang ada, lelaki ini dan istrinya tiba di Jakarta pada tanggal 6 Desember yang lalu.

Kemudian, pada tanggal 17 Desember, mereka sempat mengunjungi salah satu restoran di SCBD, Jakarta Selatan, dan pada tanggal 19 Desember dinyatakan positif COVID-19.

"Pasien dan istri melakukan tes antigen dan dinyatakan positif dikarenakan yang bersangkutan berencana untuk kembali ke Medan. Lalu dilakukan PCR pada tanggal 20 desember dan konfirmasi omicron didapatkan dari laboratorium pada tanggal 26 Desember," jelas Nadia.

Sebagai tindak lanjut, pasien ini sedang dalam proses evakuasi untuk melakukan isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Nadia menjelaskan alasan lelaki ini diisolasi di rumah sakit meskipun tak memiliki gejala. Ini adalah kasus pertama Omicron yang tertular dari transmisi lokal karenanya perlu ada pengawasan ketat.

"Jadi kita ingin memastikan, meminimalisasi kemungkinan penularan yang mungkin terjadi. Karena kita tahu fasilitas untuk RS itu jauh lebih baik daripada isolasi, sambil kita mempelajari pola klinis daripada Omicron yang tertular dengan transmisi lokal ini," ucap Nadia.

"Pada prinsipnya, dalam pengendalian infeksi di rumah sakit akan lebih baik dan lebih ketat pengawasannya. Oleh karena itu kita membawa yang bersangkutan ini ke RSPI, tidak dilakukan isolasi atau karantina di wisma atlet," lanjutnya.